Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
Ihsan Nugroho Kepala Bidang Keamanan Hayati Nabati Barantan mengatakan, peran karantina dalam pertanian dalam peningkatan ekspor di antaranya memastikan komoditas pertanian yang diekspor sesuai dengan ketentuan Sanitary Phytosanitary (SPS) di negara tujuan.
"Kalau teman-teman kami di pelabuhan memperketat itu semata-mata untuk melindungi sumber daya hayati kita. Kita tidak mempersulit, tetapi ketika tidak sesuai dengan ketentuan dengan kesehatan, tumbuhan dan hewan, itu tidak kita bisa main-main," ujarnya.
"Jadi jangan anggap kami mempersulit di pelabuhan, kalau memang ada yang mengalami kendala. Silakan laporkan kepada kami. Artinya, Badan Karantina Pertanian ingin memberikan pelayanan terbaik dan tidak perlu ditakuti. Kami mitra yang baik untuk mendukung pelaku eksportir," sambungnya.
Baca Juga: Wow, ekspor sarang burung walet Indonesia di tahun 2020 capai Rp 28,9 triliun
Selain itu, kata Ihsan, peran karantina dalam pertanian dalam peningkatan ekspor adalah memberikan jaminan kesehatan komoditas pertanian yang dieksporĀ bebas dari quarantine pest negara tujuan.
"Karantina Pertanian juga sebagai focal point NPPO yang mampu menyampaikan Notification Non Compliance (NNC) ke negara tujuan apabila terdapat kendala ekspor," kata Ihsan.
Wisnu Wasisa Putra Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Barantan, menjelaskan pelayanan ekspor juga dilakukan melalui berbagai kebijakan seperti agro klinik ekspor. Keberadaan klinik ekspor sangat membantu petani dan kalangan eksportir pertanian untuk memberikan akses informasi terkait potensi dan proses bisnis ekspor produk pertanian.
Selanjutnya: KLHK: Masih ada 2,6 juta ha lahan sawit yang masuk kawasan hutan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News