Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mendukung upaya meningkatkan produktivitas kelapa sawit. Peningkatan produktivitas adalah kunci untuk menjaga daya saing.
Pemimpin Umum Media Perkebunan, Gamal Nasir, dalam pembukaan STKS menyatakan saat ini produktivitas kebun kelapa sawit rakyat masih rendah yaitu 3 ton CPO/ha/tahun sedang perusahaan 6 ton CPO/ha/tahun.
"Padahal potensi benih yang ada bisa mencapai 9 ton - 12 ton CPO per ha," ujarnya dalam keterangannya, Rabu (21/6).
Berarti masih ada ruang untuk peningkatan produktivitas tanpa perlu perluasan lahan dengan intensifikasi dengan cara seefisien mungkin sehingga biaya produksi tetap terjaga.
Baca Juga: Pinago Utama (PNGO) Bidik Pendapatan Rp 2,3 Triliun pada 2023
Kelapa sawit sebagai komoditas penghasil devisa utama bagi Indonesia, juga produsen terbesar di dunia, tidak terlepas dari berbagai permasalahan.
Hulu yang merupakan awal dari rantai pasok sawit juga menghadapi berbagai permasalahan seperti pupuk langka dan mahal, perubahan iklim, ganoderma, kebun yang semakin feminim dan lain-lain.
Keunggulan kelapa sawit bisa tergerus kalau melakukan praktek di hulu as business as usual, ketika lingkungan di sekitar sudah berubah. Ada banyak hasil riset dan praktek baru yang bisa diterapkan untuk menjaga daya saing kelapa sawit.
Artinya kelapa sawit masih tetap produktif sampai umur 36 tahun dengan produksi TBS 36 ton/ha/tahun dan rendemen minyak 26% atau produksi CPO 9,36 ton/h/tahun , mulai sama atau mendekati potensi hasilnya.
Ahmad Munir dari BPDPKS menyatakan penyaluran dana BPBPDPKS untuk PSR dan Sarana prasarana bertujuan untuk meningkatkan produktivitas yang pada ujungnya meningkatkan kesejahteraan pekebun. BPDPKS hanya akan menyalurkan PSR dan sarpras kalau ada rekomtek dari Ditjenbun.
“Kita tidak sekedar menunggu, tetapi terus berkoordinasi dengan Ditjen Perkebunan untuk mengoptimalkan penyaluran dana,” kata Munir.
Baca Juga: Cuaca Panas, Harga CPO Naik ke Level Tertinggi 10 Pekan
Upaya percepatan PSR oleh BPDPKS adalah koordinasi dan kolaborasi dengan stakeholder.
Susanto dari Direktorat Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma menambahkan bahwa sampai 31 Mei 2023 , PSR untuk rekomtek 291.960 ha, transfer dana Rp 7,49 triliun, tumbang chiping 221.415 ha (75%), tanam 205.456 ha (73%).
Untuk memberikan pendapatan selama TBN maka ada program tumpang sari pada masa TBM 1 dan TBM 2.
Tantangan di lapangan adalah minat pekebun/kearifan lokal di beberapa daerah ada yang menolak, tetapi ditempat lain petani melakukannya dengan biaya sendiri, ada semangka, jagung dan lain-lain.
Kebiasaan petani tanaman tahunan juga berbeda dengan petani tanaman pangan/hortikultura yang setiap hari ke kebun merawat tanaman. Penjaminan pasar juga harus ada, pengalaman di beberapa daerah menanam jagung tetapi terkendala pemasaran, sehingga menjadi masalah sendiri.