Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Isu seputar kemungkinan merger antara dua raksasa teknologi Asia Tenggara, Grab dan Goto, menuai respons serius dari berbagai kalangan. Di balik euforia yang mungkin ditimbulkan kabar ini, banyak yang menyoroti potensi dampaknya terhadap konsumen, pelaku usaha lokal, dan dinamika persaingan pasar digital di Indonesia.
Pengamat ekonomi digital dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Nailul Huda, mempertanyakan urgensi dan motif dari aksi korporasi ini. Menurutnya, sebuah merger idealnya dilandasi kebutuhan yang kuat dan jelas. Namun dalam kasus Grab-Goto, ia belum melihat alasan yang cukup logis untuk penggabungan ini.
Dia bilang, merger dilakukan seharusnya karena ada kebutuhan strategis. “Dulu dua unicorn lokal kita bergabung demi memperkuat valuasi. Tapi sekarang, apa motif sebenarnya? Kalau hanya sekadar merger, konsumen bisa jadi pihak yang paling dirugikan,” kata Nailul, Kamis (8/5)
Nada serupa juga dilontarkan oleh Piter Abdullah, ekonom senior dari Segara Institute. Ia menyoroti dominasi pemain asing dalam industri digital nasional dan mengingatkan adanya potensi monopoli pasar jika merger ini benar-benar terjadi.
Baca Juga: Manajemen Gojek Tokopedia (GOTO) Angkat Bicara Soal Rumor Akuisisi Oleh Grab
“Dari empat pemain besar di industri ini, tiga adalah pemain asing dan hanya satu yang benar-benar lokal. Yang asing sudah menguasai pasar global, sementara yang lokal baru sebatas coba-coba menyeberang ke regional. Kalau seperti ini, yang lokal makin terpinggirkan,” jelas Piter.
Menurut Piter, penggabungan semestinya terjadi untuk memperluas ekosistem bisnis atau menciptakan sinergi yang jelas, seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
Namun Grab dan Goto berada dalam lini usaha yang sangat mirip, bahkan hampir identik. Ini menimbulkan kekhawatiran bahwa merger hanya akan memperkuat dominasi tanpa membawa inovasi baru. Atas situasi ini Piter menilai pemerintah sudah seharusnya berperan cepat.
Berdasarkan informasi yang beredar, Grab dikabarkan telah menunjuk penasihat untuk mengkaji rencana akuisisi GOTO tersebut. Aksi korporasi ini disebut-sebut akan rampung pada kuartal II tahun 2025.
Baca Juga: Nilai Akuisisi US$ 7 Miliar, Grab Ingin Deal Akuisisi GOTO di Kuartal II 2025
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Perusahaan GOTO, R. A. Koesoemohadiani, menyatakan bahwa dari waktu ke waktu, Grup GOTO memang menerima berbagai penawaran dari sejumlah pihak.
“Adalah kewajiban direksi untuk menjajaki secara menyeluruh dan mengevaluasi dengan cermat serta penuh kehati-hatian,” ujarnya dalam keterbukaan informasi, Kamis (8/5).
Ia menegaskan bahwa prinsip kehati-hatian akan senantiasa dijunjung guna meningkatkan nilai jangka panjang bagi seluruh pemegang saham GOTO, dengan tetap memperhatikan semua kepentingan yang relevan.
“Namun sampai dengan tanggal keterbukaan informasi, kami belum mencapai keputusan apapun terkait penawaran yang mungkin telah diketahui atau diterima GOTO,” tambahnya.
Selanjutnya: 5 Zodiak yang Paling Dibenci Karena Sifat dan Karakternya, Gemini Termasuk
Menarik Dibaca: Resep Kue Sengkulun Ubi Ungu yang Gampang Bikinnya, Bahan Simpel Nagih Banget
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News