Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
“Kampanye minyak sawit sehat terus dilakukan melalui jaringan sosial media dengan cara promosi ke masyarakat. Kita mendorong bahwa minyak sawit sehat dan bagus termasuk kepada UKMK,” urainya.
Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono, menjelaskan bahwa situasi harga minyak nabati dunia sangat tinggi termasuk minyak sawit. Di pasar domestik, harga CPO mencapai sekitar Rp 18.000 per kg.
“Dari segi produksi minyak sawit di dalam negeri mencapai 50 juta ton lebih. Sementara kebutuhan dalam negeri antara 8 juta sampai 9 juta ton setiap tahun. Konsumsi dalam negeri untuk pangan, biodiesel dan oleokimia (36% dari produksi). Lalu, sisanya di ekspor sebagai penghasil devisa,” ujarnya.
Sekarang ini, dikatakan Mukti, kelangkaan minyak goreng lebih banyak disebabkan jalur distribusi. Karena distribusi ini cukup berlapis termasuk distributor ini cukup panjang rantainya.
Baca Juga: Ditopang Sektor Korporasi, Kredit Perbankan tumbuh 5,5% Pada Januari 2022
”Dari ketersediaan stok CPO sangat mencukupi. Pabrik minyak goreng tetap berproduksi. Tetapi sekarang ini masalahnya ada di jalur distribusi,” ujar Mukti.
Pendiri Sabana Fried Chicken, Syamsalis, mengakui lebih memilih minyak goreng sawit untuk digunakan dalam produk ayam gorengnya. Bagi UMKM, usaha makanan khususnya gorengan tidak terlepas dari minyak goreng.
Sebut saja olive oil/ zaitun, Minyak kelapa/ coconute oil, dan Minyak Goreng sawit. Dari ketiga minyak goreng tersebut minyak goreng sawit paling menguntungkan secara ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News