kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   3.000   0,16%
  • USD/IDR 16.450   0,00   0,00%
  • IDX 6.832   16,22   0,24%
  • KOMPAS100 991   5,82   0,59%
  • LQ45 767   3,97   0,52%
  • ISSI 217   0,70   0,32%
  • IDX30 399   1,92   0,48%
  • IDXHIDIV20 473   -0,50   -0,11%
  • IDX80 112   0,65   0,59%
  • IDXV30 115   0,56   0,49%
  • IDXQ30 131   0,39   0,30%

Usai Air Product Cabut, PTBA Ungkap Proyek DME Dilirik China


Senin, 05 Mei 2025 / 18:03 WIB
Usai Air Product Cabut, PTBA Ungkap Proyek DME Dilirik China
ILUSTRASI. Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Arsal Ismail ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/foc.China mengungkap ketertarikan terhadap proyek hilirisasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME) setelah hengkangnya Air Products and Chemicals Inc


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. China menjadi negara yang mengungkap ketertarikan terhadap proyek hilirisasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME) setelah proyek tersebut mandeg karena hengkangnya Air Products and Chemicals Inc, perusahan gas asal Amerika yang awalnya mau bekerjasama.

Menurut Direktur Utama (Dirut) PTBA, Arsal Ismail, usai tidak berlanjutnya proyek DME dengan Air Products and Chemicals Inc, pihaknya secara aktif tetap melakukan penjajakan dengan sejumlah calon mitra potensial.

"Baik dari dalam maupun luar negeri termasuk perusahaan-perusahaan asal Tiongkok," ungkap Arsal dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di gedung DPR RI, Senin (05/05).

Menurut Arshal, calon mitra dari China memiliki jumlah terbanyak. Diantara penjajakan telah dilakukan PTBA ke perusahaan-perusahaan China seperti: CNCEC, CCESCC, Huayi, Wanhua, Baotailong, Shuangyashan, dan ECEC.

Dari semua pembicaraan, Arshal menyampaikan hanya ECEC menyatakan keseriusan sebagai mitra investor. Dibuktikan dengan telah tersampaikannya preliminary proposal Coal to DME tanggal 18 November 2024.

Baca Juga: Kembangkan Hilirisasi Batubara Jadi SNG, PTBA Ungkap Butuh Dana US$ 3,2 Miliar

"Dari seluruh calon mitra tersebut baru ECEC yang menyatakan minat menjadi mitra investor. Meskipun ini belum dari skema investasi penuh atau full investment," ungkap dia.

Sayangnya, peluang kerjasama ini terbentur pada nilai keekonomian, dengan Processing Service Fee (PSF) indikatif yang diusulkan senilai US$ 412 hingga US$ 488 USD per ton atau lebih besar dari ekspektasi berdasarkan perhitungan Kementerian ESDM tahun 2021 yaitu senilai US$ 310 per ton.

Secara garis besar, proyek DME ini masih tantangan keekonomian dan kendala teknis terkait dengan infrastruktur pemipaan.

"Tantangan keekonomian di mana estimasi harga DME hasil produksi masih lebih tinggi dari harga patokan yang ditetapkan oleh Kementerian ESDM. Dan juga analisa perhitungan kami masih lebih tinggi dari harga LPG impor," jelasnya.

Meski begitu, PTBA tetap melakukan persiapan proyek DME secara paralel dengan melakukan pembebasan lahan seluas 198 hektare atau sekitar 97% dari total kebutuhan lahan untuk proyek sebesar 203 hektare. 

"Jadi dari sisi kesiapan untuk proyek ini sebenarnya PTBA sudah menyiapkan," tutupnya.

Baca Juga: Kuartal I 2025, Laba Bersih Bukit Asam (PTBA) Turun 50,5% jadi Rp 391,48 miliar

Selanjutnya: Robert Kiyosaki Sebut, Kejatuhan Pasar Terbesar bakal Terjadi dalam Waktu Dekat

Menarik Dibaca: Robert Kiyosaki Sebut, Kejatuhan Pasar Terbesar bakal Terjadi dalam Waktu Dekat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×