kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Usia data survei migas Indonesia sudah lanjut


Sabtu, 09 Februari 2013 / 08:00 WIB
Usia data survei migas Indonesia sudah lanjut
ILUSTRASI. Angka kematian di seluruh dunia terkait dengan COVID-19 melampaui 5 juta pada hari Jumat (1/10/2021). REUTERS/Pavel Mikheyev


Reporter: Azis Husaini, Muhammad Yazid, Diemas Kresna Duta | Editor: Azis Husaini

JAKARTA. Pemerintah mengakui, data survei potensi dan cadangan minyak dan gas bumi (migas) yang disodorkan kepada pengusaha migas merupakan data yang sudah berusia 40 tahun lalu. Untuk itu pemerintah berharap ada petroleum fund yang nantinya bisa dikelola untuk keperluan survei terbaru.  

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo mengungkapkan, untuk menemukan cadangan migas baru diperlukan survei migas yang komprehensif. "Untuk membuat survei itu biayanya besar, makanya kita dorong untuk memasukan petroleum fund ke dalam revisi UU Migas nanti, supaya data potensi migas yang kita hasilkan bisa menarik investor," kata dia.

Menurut Susilo, lantaran hanya disodorkan data berusia lanjut maka kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) ogah memberikan bonus tandatangan (signature bonus) dalam jumlah besar sebagai tanda komitmen untuk melakukan eksplorasi.

"Sekarang ini ada KKKS yang hanya memberi US$ 500.000 sampai US$ 1 juta untuk bonus tandatangan. Padahal, waktu itu pernah ada yang sampai US$ 100 juta. Kalau sebesar itu, kan, mantap," kata dia kepada KONTAN, Jumat (8/2).

Bila bonus tandatangan mencapai US$ 100 juta, maka bisa dipastikan calo-calo peserta tender ladang migas yang ditawarkan oleh pemerintah otomatis akan hilang. "Ke depannya kami juga akan perketat kriteria pemenang tender ladang migas. Kalau komitmen tidak dipenuhi kasih surat peringatan. Kalau tidak bisa juga, ya, kita tender ulang ladang migasnya," ujar dia yakin.

Susilo takut, jika tidak ada survei terbaru dalam 10 tahun ke depan, maka produksi minyak kita akan terus anjlok dan pada 2013 ini tidak akan bisa mencapai produksi sesuai target yang sudah ditetapkan pemerintah, yakni 900.000 barel per hari (bph).

"Sebenarnya banyak pihak yang punya andil dalam penurunan produksi minyak. Misalnya Kementerian Perhubungan soal izin ngebor di lepas pantai, kemudian pemerintah daerah soal lahan di daerah. Jadi, bukan hanya Kementerian ESDM saja yang punya andil atas penurunan produksi minyak," kata dia.

Susilo menjelaskan, meski banyak masalah di lapangan, beberapa kontraktor migas memang sangat komitmen meneruskan eksplorasi dan produksi. "Sebab mereka menilai, bisnis migas itu penuh risiko. Sehingga mau rugi sampai ratusan juta dolar tidak masalah." kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×