kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Utilisasi Industri Keramik Nasional Capai 83% pada Kuartal I


Kamis, 14 April 2022 / 19:20 WIB
Utilisasi Industri Keramik Nasional Capai 83% pada Kuartal I


Reporter: Vina Elvira | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mengungkapkan bahwa kinerja industri keramik di kuartal pertama tahun ini menunjukan tren pertumbuhan utilisasi produksi yang berkesinambungan. 

Ketua Umum Asaki Edy Suyanto menyebut, tingkat utilisasi industri keramik di kuartal I-2022 sudah berada di level 82%-83%, angka tersebut terpantau mendekati target utilisasi produksi nasional tahun 2022 yang diestimasikan sebesar 85%. 

"Kinerja yang baik di kuartal I-2022 ini tentunya ditopang oleh peningkatan permintaan dalam negeri, disamping kinerja ekspor  yang juga mulai rebound kembali," ungkap Edy dalam keterangannya, Rabu (13/4). 

Dia memaparkan, angka ekspor keramik dalam volume m2 selama Januari-Februari lalu juga mengalami pertumbuhan 20% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Sedangkan secara value dalam dolar AS, turut bertumbuh sekitar 6%.  "Permintaan ekspor mulai pulih kembali untuk negara Filipina, Malaysia, Thailand, dan Amerika Serikat," tuturnya. 

Baca Juga: Kemenperin Targetkan Industri Petrokimia Indonesia Jadi Peringkat Satu di ASEAN

Asaki menilai, industri keramik nasional kini bahkan sudah memasuki zona ekspansif. Hal ini ditandai dengan adanya penambahan kapasitas produksi baru sekitar 35 juta m2, dengan total belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebesar Rp 3 triliun. "Diharapkan ada penyerapan tenaga kerja baru sekitar 3,000 orang," sambungnya. 

Meski begitu, Asaki juga meminta pemerintah untuk terus mendukung kelancaran supply gas, yang mana pada saat ini industri keramik yang berada di Jawa Timur masih belum bisa berproduksi secara optimal karena terhambat pasokan gas dari PGN.

Kondisi itu, membuat daya saing industri keramik di Jawa Timur ikut terganggu karena mereka dikenai kuota pemakaian gas harian dan alokasi gas industri tertentu, yang pada akhirnya membuat industri harus membayar gas di atas US$ 6 per mmbtu, yakni di angka US$ 7,98 per mmbtu - US$ 15 per mmbtu.

"Asaki mengharapkan pemerintah bisa memberikan kepastian dan kemudahan serta proses yang lebih cepat bagi eksisting industri keramik yang sedang melakukan ekspansi di tahun 2022 ini," pungkas Edy. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×