kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Utilisasi produksi perhiasan Hartadinata Abadi (HRTA) akan ditingkatkan hingga 35%


Selasa, 11 Juni 2019 / 16:08 WIB
Utilisasi produksi perhiasan Hartadinata Abadi (HRTA) akan ditingkatkan hingga 35%


Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), produsen dan penyedia perhiasan emas, menargetkan utilisasi produksinya menjadi 35% hingga akhir 2019. Adapun utilisasi produk HRTA baru sebesar 31,6% di tahun 2018.

"Saat ini yang paling rendah adalah produksi kalung, maka kami akan lebih fokus menggenjot produksi kalung," kata Direktur Utama PT Hartadinata Abadi Tbk Sandra Sunarto dalam paparan publik di Millenium Hotel, Selasa (11/6).

Sandra lebih lanjut menjelaskan, perusahaan lebih fokus menggenjot produksi kalung karena produksi seluruhnya menggunakan mesin sehingga tidak banyak Sumber Daya Manusia (SDM) diperlukan.

Sebagai gambaran, HRTA memiliki empat pabrik. Tercatat di tahun 2018, total utilisasi produksi keempat pabrik tersebut sebesar 31,6% atau rata-rata produksi per bulannya 789 kg. Padahal kapasitas per bulan bisa mencapai 2.500 kg. Sementara itu, untuk saat ini utilisasi produksi sudah meningkat, menjadi rata-rata 800 kg per bulan.

Tiga dari empat pabrik memproduksi casting, yakni pabrik Sukamenak 185, pabrik Sukamenak 179A, dan pabrik Kopo Sayati 165. Produk casting yang dimaksud seperti cincin, kalung, giwang, liontin, dan produk dengan desain yang dipesan secara khusus. 

Di sisi lain, terdapat satu pabrik yakni pabrik Sapphire yang khusus memproduksi kalung mesin dan produk-produk berdesain sederhana. Pabrik inilah yang akan menjadi fokus pengembangan utilisasi produksi, sebab utilisasinya baru mencapai 11% dengan rata-rata produksi 118 kg per bulan.

Sandra menjelaskan peningkatan kapasitas ini tidak dilakukan sejak lama karena perusahaan perlu mempelajari pasar terlebih dahulu. Di pasar saat ini sudah ada banyak perusahaan pesaing dengan produk kalung yang disukai oleh masyarakat. 

Sehingga untuk memasuki pasar, HRTA akan menyasar dari segi rantai kalung yang digemari oleh masyarakat. "Kami tidak mau persaingan head to head, kami harus memiliki identitas sendiri," jelasnya lagi.

Peningkatan utilisasi produksi ini menjadi salah satu langkah strategis HRTA untuk meningkatkan pangsa pasar dan perluasan cakupan pasar. Selain dengan utilisasi produksi, HRTA secara agresif mengembangkan Aurum Colection Center (ACC), toko ritel perhiasan milikinya.

Targetnya, akhir tahun nanti akan ada 50 toko ACC yang tersebar di berbagai wilayah. Hingga saat ini sudah ada 32 toko ACC. HRTA juga menggandeng Matahari Departemen Store untuk memperluas pasar. " Pertimbangan kami, secara geografis Matahari memiliki cakupan market yang baik dengan jumlah outet yang sangat besar," jelas Sandra lagi. 

Pertimbangan lainnya, investasi yang digelontorkan tidak terlalu besar ketika memasarkan produk melalui Matahari Departemen Store dibandingkan dengan membangun suatu toko. Jika berjalan lancar, pada tahun 2020 nanti setidaknya akan ada 100 toko ACC yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×