kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Vale Indonesia (INCO) optimistis kinerja tahun 2020 lebih baik


Rabu, 12 Februari 2020 / 17:10 WIB
Vale Indonesia (INCO) optimistis kinerja tahun 2020 lebih baik
ILUSTRASI. Aktivitas alat berat di lokasi penambangan NIKEL milik VALE Indonesia, dahulu PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. KInerja operasional PT Vale Indonesia Tbk (INCO) tidak memuaskan pada tahun lalu. Meski begitu, produsen tambang mineral ini percaya kinerja operasionalnya akan stabil pada tahun ini. 

Dikutip dari keterangan resmi perusahaan, pada tahun 2019 INCO memproduksi nikel dalam matte sebesar 71.025 ton. Jumlah tersebut turun 5,05% (yoy) dibandingkan capaian tahun sebelumnya sebanyak 74.806 ton. 

Baca Juga: Imbal hasil investasi capai Rp 29 triliun, ini koleksi saham BPJAMSOSTEK

Director Finance & Control INCO Adi Susatio mengatakan, penurunan produksi nikel dalam matte INCO terjadi karena adanya kegiatan pemeliharaan terencana terkait proyek kanal Larona (Larona Canal Project). 

Beroperasi sejak tahun 1978, bendungan Larona merupakan bendungan tertua yang dikelola oleh INCO. Bendungan ini menyuplai air yang menjadi sumber energi bagi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Larona, salah satu dari tiga PLTA yang dimiliki INCO. PLTA tersebut yang nantinya menopang kegiatan operasional perusahaan.

PLTA Larona sendiri menyumbang kurang lebih 45% kebutuhan listrik pabrik milik INCO. “Makanya proses perbaikan atau pemeliharaan di kanal bendungan tersebut akan berpengaruh signifikan terhadap produksi kami di tahun 2019,” ungkap Adi, Rabu (12/2).

Baca Juga: Indeks LQ45 ganti formasi, ini daftar konstituen terbaru

Ia menambahkan, setelah proyek pemeliharaan bendungan Larona selesai, operasional INCO mulai beranjak normal secara perlahan. Hal ini pun sudah terlihat pada kuartal keempat di tahun kemarin.

Pada saat itu, INCO sukses memproduksi 20.494 ton nikel dalam matte atau tumbuh 3,40% (qoq) dibandingkan hasil di kuartal tiga yakni sebesar 19.820 ton.

Untuk tahun ini, manajemen INCO menargetkan produksi nikel dalam matte sekitar 71.000 ton atau masih setara dengan realisasi produksi di tahun lalu.

Hal tersebut disebabkan, tahun ini INCO akan fokus pada pembangunan kembali salah satu furnace atau tungku pembakaran. Pembangunan ini akan berdampak pada proses produksi nikel dalam matte INCO.

Baca Juga: Kepala BKPM: Izin dan fasilitas investasi semuanya kini satu pintu

Catatan Kontan, kegiatan tersebut akan berlangsung selama lima bulan pada kuartal keempat 2020 lalu berlanjut pada kuartal pertama tahun depan.

Terlepas dari itu, Adi tetap yakin produksi nikel dalam matte INCO akan optimal pada tahun ini. Apalagi, perusahaan terus melakukan perbaikan dan pemeliharaan alat-alat tambang dan pabrik secara berkesinambungan sehingga tingkat produksi tetap terjaga.

Ia juga optimistis hasil produksi INCO dapat terserap dengan baik di pasar terlepas dari adanya risiko volatilitas harga nikel global. Di saat yang sama, perusahaan akan berupaya mengelola biaya produksi seefisien mungkin agar kinerja keuangannya tetap stabil.

Baca Juga: Musim laporan keuangan, IHSG pada bulan Februari diprediksi rebound

“Kami pikir nikel memiliki fundamental yang baik dalam jangka panjang karena bisa menjadi bahan baku utama baterai kendaraan listrik,” terang Adi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×