Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Sanny Cicilia
LUWU TIMUR. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menginvestasikan dana senilai US$ 10 juta untuk uji coba penggunaan batubara sebagai bahan bakar untuk mesin tanur pengering. Uji coba tersebut merupakan upaya lanjutan perusahaan dalam melakukan efisiensi biaya produksi di pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) nikelmatte Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Mappaselle, Kepala Unit Pabrik Pengolahan dan Pemurnian PT Vale Indonesia Tbk mengatakan, pada tahun lalu pihaknya telah berhasil mengonversi penggunaan bahan bakar batubara dari sebelumnya minyak pada mesin tanur dryer. "Untuk konversi bahan di tanur reduksi, tahun ini mulai uji coba dengan investasi US$ 10 juta," kata dia ketika menerima kunjungan media di lokasi smelter, Rabu (27/5)
Asal tahu saja, proses produksi nikelmatte dari bahan baku bijih nikel melalui beberapa tahapan. Yakni, mulai dari tahapan pengeringan bijih di tanur dryer, proses di tanur reduksi, hingga pembakaran unit electric furnice.
Saat ini, energi yang digunakan unit electric furnice berasal dari tiga pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Larona, PLTA Balambano, dab PLTA Karebe dengan rata-rata kebutuhan mencapai 365 megawatt (MW). Sementara, unit tanur dryer sudah dikonversi menggunakan bahan bakar batubara sejak 2011 dengan investasi mencapai US$ 98 juta.
Menurut Mappaselle, konversi bahan bakar di tanur dryer mampu menekan biaya produksi hingga US$ 60 juta pada 2014 lalu karena dapat mengurangi impor minyak. Selain itu, Perbandingan energi batubara batubara 1,5 kali dari energi panas yang dihasilkan bahan bakar minyak.
Nah, untuk uji coba proyek konversi di unit tanur reduksi, akan dimulai pelaksanaannya pada kuartal kedua ini. "Kami harapkan dalam tiga bulan ke depan akan selesai hasilnya, dan akan dipastikan nilai investasi yang akan kami siapkan," ujar Mappaselle
Febrianty Eddy, Direktur Keuangan PT Vale Indonesia mengatakan, proyek konversi batubara tahap kedua tersebut merupakan upaya perusahaan untuk menekan ongkos produksi mengingat masih rendahnya harga jual nikel. "Kami tidak bisa mempengaruhi pergerakan harga jual nikel, karenanya upaya kami terus melakukan efesiensi di proses produksi," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News