kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.296.000   9.000   0,39%
  • USD/IDR 16.707   -11,00   -0,07%
  • IDX 8.395   57,53   0,69%
  • KOMPAS100 1.168   8,20   0,71%
  • LQ45 854   5,85   0,69%
  • ISSI 291   2,33   0,81%
  • IDX30 444   1,43   0,32%
  • IDXHIDIV20 513   2,30   0,45%
  • IDX80 132   1,04   0,80%
  • IDXV30 138   1,56   1,14%
  • IDXQ30 141   0,50   0,35%

VinFast Fokus Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, Intip Strateginya


Jumat, 07 November 2025 / 17:14 WIB
VinFast Fokus Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, Intip Strateginya
ILUSTRASI. Pengunjung mengamati mobil listrik pada pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Minggu (27/7/2025). Vinfast Indonesia terus mengembangkan ekosistem mobil listrik di Indonesia. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAM


Reporter: Leni Wandira | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Vinfast Indonesia terus mengembangkan ekosistem mobil listrik di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan agenda besar transformasi kendaraan listrik (electric vehicle/EV) sebagai bagian dari strategi menuju emisi nol bersih pada 2060. Targetnya, pada 2030 nanti, sebanyak 2 juta mobil listrik dan 13 juta kendaraan roda dua listrik diharapkan sudah melaju di jalanan.

Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan sekitar 11 juta mobil konvensional yang beroperasi saat ini menyumbang lebih dari 35 juta ton emisi karbon per tahun, atau sekitar 70%–80% polusi di kota-kota besar.

Namun, percepatan adopsi EV bukan tanpa hambatan. Biaya perawatan, ketersediaan bengkel, serta layanan purna jual masih menjadi kekhawatiran utama konsumen yang menunda peralihan dari kendaraan berbahan bakar fosil.

CEO VinFast Indonesia, Hardjosoemarto, menilai bahwa kecepatan adopsi EV tidak hanya ditentukan oleh harga atau insentif pemerintah, tetapi juga oleh ekosistem purna jual yang kuat.

“Banyak calon pengguna yang masih ragu karena minimnya bengkel resmi dan teknisi EV. Padahal, layanan purna jual adalah fondasi kepercayaan konsumen dan faktor penting dalam pengalaman kepemilikan jangka panjang,” kata Hardjosoemarto kepada Kontan dikutip Jumat (7/11/2025).

Baca Juga: Pemain Lain Banting Harga, Ini Jurus VinFast Hadapi Persaingan di Pasar EV

Menjawab tantangan tersebut, VinFast menargetkan pembangunan 500 bengkel resmi di seluruh Indonesia. Fasilitas ini akan didukung teknisi terlatih serta pasokan suku cadang orisinal untuk menjamin perawatan kendaraan secara menyeluruh.

Selain memperluas jaringan layanan, VinFast juga menyiapkan skema jaminan dan kepemilikan fleksibel untuk menurunkan hambatan pembelian kendaraan listrik.

VinFast menawarkan program garansi terpanjang di industri EV, mencakup perlindungan terhadap kendaraan dan baterai. Perusahaan menjamin nilai kendaraan bertahan hingga 73% setelah tiga tahun masa kepemilikan.

“Kami ingin memastikan konsumen tidak perlu khawatir dengan depresiasi atau biaya perawatan. Garansi panjang ini adalah bentuk keyakinan kami terhadap kualitas produk,” ujar Hardjosoemarto.

Sejak Agustus, VinFast memperkenalkan dua skema kepemilikan baru bagi konsumen di Indonesia. Pelanggan dapat memilih untuk membeli mobil listrik beserta baterainya, atau membeli kendaraan tanpa baterai dengan sistem berlangganan baterai tanpa batas jarak tempuh. 

Melalui model berlangganan ini, VinFast menanggung seluruh biaya perawatan, perbaikan, hingga penggantian baterai apabila kapasitasnya turun di bawah 70%. Skema ini dirancang untuk mengurangi beban biaya awal pembelian dan memberikan kepastian jangka panjang bagi konsumen, sekaligus memperkuat kepercayaan terhadap keandalan produk kendaraan listrik di pasar yang masih berkembang.

Dengan model ini, pelanggan tidak menanggung risiko penurunan performa baterai karena seluruh biaya perawatan dan penggantian ditanggung perusahaan jika kapasitas baterai turun di bawah 70%.

Selain itu, pengguna VinFast juga mendapat akses gratis ke jaringan pengisian daya V-Green yang sedang dikembangkan di berbagai wilayah Indonesia.

Langkah besar lainnya adalah pembangunan pabrik perakitan kendaraan listrik VinFast di Subang, Jawa Barat, yang ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2025.

Proyek ini mendapat dukungan pendanaan melalui pinjaman sindikasi senilai Rp1,85 triliun (sekitar US$110 juta) dari BNI dan Maybank Indonesia, serta rencana tambahan fasilitas pembiayaan US$80 juta.

“Tonggak ini sejalan dengan strategi kami untuk melakukan lokalisasi produksi dan mengurangi ketergantungan pada impor. Setelah insentif CBU berakhir pada 2026, produksi lokal akan menjadi kunci,” jelas Hardjosoemarto.

Baca Juga: Motor Listrik VinFast Hadir di Indonesia Tahun Depan, Ini Rencananya

Fasilitas Subang akan memiliki kapasitas awal 50.000 kendaraan per tahun, dengan fleksibilitas ekspansi di masa depan. Fokus awal adalah memenuhi kebutuhan domestik, namun pabrik ini juga akan berfungsi sebagai hub ekspor ke pasar ASEAN.

VinFast menegaskan bahwa lokasi pembangunan telah memenuhi ketentuan tata ruang dan tidak berada di kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).

Berakhirnya insentif pajak untuk mobil listrik Completely Built Up (CBU) pada Desember 2026 menjadi ujian bagi pelaku industri. VinFast mengantisipasi hal itu dengan mempercepat transisi ke model produksi Completely Knocked Down (CKD) dan meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

“Dengan produksi lokal, kami bisa menjaga stabilitas pasokan, menekan biaya, dan tetap kompetitif meskipun tanpa insentif,” kata Hardjosoemarto.

Strategi ini juga sejalan dengan arah pemerintah yang mendorong investasi manufaktur kendaraan listrik di dalam negeri untuk memperkuat rantai pasok, termasuk industri baterai dan suku cadang.

Baca Juga: Kalah Laris, Penjualan Mobil Listrik BYD Tergerus Wuling, Aion & VinFast Sept 2025

Di tengah kompetisi dengan pemain besar seperti Hyundai, Wuling, dan BYD, VinFast mengandalkan pendekatan ekosistem menyeluruh. Model bisnisnya mencakup kendaraan, infrastruktur pengisian daya, pembiayaan, dan layanan purna jual yang saling terintegrasi.

“Kami tidak hanya menjual kendaraan, tapi membangun ekosistem mobilitas listrik yang berkelanjutan,” ujarnya.

Dengan pendekatan tersebut, VinFast berharap dapat memperkuat brand awareness dan membangun loyalitas pelanggan di pasar Indonesia yang memiliki populasi lebih dari 280 juta jiwa dan penjualan mobil tahunan di atas 1 juta unit.

Transformasi kendaraan listrik di Indonesia kini memasuki fase penting: dari pasar yang bergantung pada insentif menjadi ekosistem yang mandiri dan terintegrasi.Investasi VinFast di sektor manufaktur, layanan purna jual, serta infrastruktur pengisian daya menjadi bagian dari upaya mendorong transisi tersebut.

“Indonesia punya semua elemen untuk menjadi pusat kendaraan listrik di Asia Tenggara. Kami ingin menjadi bagian dari fondasi industri itu,” tutupnya.

Selanjutnya: JPMorgan Prediksi Harga Bitcoin Bisa Tembus Segini dalam 6–12 Bulan ke Depan

Menarik Dibaca: 11 Tanda Kolesterol Naik yang Sering Terabaikan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×