kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Volume ekspor CPO Indonesia makin tumbuh


Selasa, 27 November 2012 / 08:38 WIB
Volume ekspor CPO Indonesia makin tumbuh


Reporter: Handoyo, Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Indonesia bakal makin ekspansif di masa mendatang. Satu indikasinya, pemerintah Indonesia gencar membuka hubungan dagang dengan negara tujuan ekspor.

Kabar terbaru, ratifikasi perjanjian perdagangan di bidang tertentu atau preferential trade agreement (PTA) antara Indonesia dan Pakistan bakal mendongkrak volume ekspor CPO Indonesia.

Dalam PTA ini, Pakistan menawarkan akses pasar untuk Indonesia dengan total 287 pos tarif preferensi, termasuk produk minyak kelapa sawit yang dapat dikonsumsi seperti CPO, palm stearin, refined bleached deodorised palm oil, palm olein, serta crude oil of palm kernel.

Sebagai kompensasi, Indonesia menyetujui menawarkan akses pasar untuk Pakistan dengan 216 pos tarif preferensi, seperti buah segar, benang, bahan katun, pakaian jadi, dan kipas angin.

Sahat Sinaga, Ketua Umum Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), mengatakan, perjanjian itu bakal mendorong kinerja ekspor CPO Indonesia. "Pakistan membuka jalan bagi pemasaran CPO dan turunannya ke negara-negara Timur Tengah," kata dia, Senin (26/11).

Proyeksi Sahat, ekspor CPO Indonesia ke Pakistan naik lebih dari dua kali lipat pada 2013. Hingga akhir 2012, ekspor CPO Indonesia ke Pakistan diperkirakan 450.000 ton. Dengan PTA itu, volume ekspor CPO Indonesia ke Pakistan bisa melonjak 167%, atau menjadi 1,2 juta ton. Selama ini, pasar ekspor terbesar CPO Indonesia adalah China, India, dan Malaysia.

GIMNI memperkirakan, produksi CPO sepanjang 2013 berpotensi tetap tumbuh. Jika hingga akhir 2012 produksi CPO Indonesia diproyeksikan sebesar 28,4 juta ton, maka pada tahun depan produksinya tumbuh 7,04% menjadi 30,4 juta ton.

Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Joko Supriyono mengatakan, penerapan PTA Indonesia-Pakistan seharusnya didukung penurunan bea keluar (BK) CPO dalam negeri sehingga dapat bersaing dengan Malaysia. "PTA tersebut bisa mendorong kinerja ekspor, tetapi hal itu tidak cukup," kata Joko.

Meski tak merinci, Joko bilang, selama ini ada selisih BK CPO antara Indonesia dan Malaysia sebesar 5%. Dengan perbedaan itu, CPO Indonesia bisa kalah bersaing di pasar ekspor.

Pada 2007-2008, ekspor CPO Indonesia ke Pakistan cukup besar. Dari 1,6 juta ton kebutuhan CPO Pakistan per tahun, Indonesia memasok sekitar 860.000 ton. Namun di tahun ini, volume ekspor CPO Indonesia ke Pakistan diperkirakan hanya 450.000 ton.

Sahat menilai, prospek ekspor CPO dan turunannya masih prospektif. Meski saat ini harga CPO menyusut, di awal tahun depan harga komoditas ini berpotensi terkerek di kisaran US$ 840 per ton hingga US$ 850 per ton. Sahat memproyeksikan, total ekspor CPO dan turunannya pada 2013 mencapai 22,2 juta ton. Rinciannya, 8,2 juta merupakan CPO dan selebihnya produk hilir. Hingga akhir tahun ini, ekspor CPO dan turunannya diprediksi sebesar 21,1 juta, terdiri 12,7 juta produk hilir dan sisanya CPO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×