Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku industri sepatu dalam negeri tengah menghadapi persoalan ketersediaan bahan baku. Hal ini disebabkan oleh gangguan produksi dan distribusi bahan baku sepatu di China di tengah-tengah virus corona (covid-19) yang tengah mewabah.
Menurut penjelasan Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri, pengapalan bahan baku dari China umumnya sudah biasa dilakukan pada awal Februari seiring dengan berakhirnya liburan Imlek di China.
Baca Juga: Wabah virus corona, Kadin: Target pertumbuhan ekspor nonmigas sulit tercapai
Namun demikian, pengapalan sebagian bahan baku di awal Februari terpaksa harus sedikit tertunda dari yang semula biasa dilakukan pada 3 Februari 2019 menjadi mundur hingga 17 Februari 2020. Tidak hanya itu, produksi sebagian bahan baku juga tertunda.
Padahal, pelaku industri sepatu dalam negeri memiliki tenggat waktu transaksi penjualan produk yang harus dipenuhi dan tidak bisa ditunda-tunda, baik untuk pasar domestik, utamanya untuk memenuhi kebutuhan di kala lebaran maupun untuk pasar ekspor.
Sementara, bahan baku yang dipasok dari China untuk kontrak penjualan tahun ini tidak bisa seenaknya dialihkan ke pemasok lain. Pasalnya, jenis bahan baku yang digunakan dalam produk yang akan diperjualbelikan perlu mendapat persetujuan dari buyer dan diatur dalam kontrak.
“Semuanya berdasarkan order, dengan kondisi seperti ini, industri kita pun bahkan tidak melakukan stok untuk bahan baku,” jelas Firman dalam acara diskusi publik pada Rabu (11/3).
Baca Juga: KEEN dan TGRA cermati efek virus corona terhadap kelangsungan proyek EBT