Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. DI tengah meredupnya industri otomotif dalam negeri, penguasaan pasar atau market share PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) untuk segmen truk malah meningkat dari 43,9% di tahun 2018 menjadi 44,2% tahun lalu.
Marketing Director PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors, Duljatmono menjelaskan, melebarnya market share disebabkan karena laju penurunan volume penjualan truk KTB lebih rendah dibanding laju penurunan pasar.
Baca Juga: Industri tambang lesu, UNTR kejar pertumbuhan penjualan truk di sektor logistik
Menurut catatan Duljatmono, laju penurunan pasar di sepanjang tahun 2019 mencapai 19% untuk truk niaga. Sementara itu, penurunan volume penurunan penjualan truk KTB adalah sebesar 18,4%, sedikit lebih rendah dibanding laju penurunan pasar. “Praktis, market share kami juga jadi meningkat,” ujar Duljatmono kepada Kontan.co.id (21/01).
Duljatmono tidak menyebutkan angka penjualan truk yang berhasil diraih di sepanjang tahun 2019. Yang pasti, Ia menyebutkan bahwa sebagian besar penjualan truk KTB didominasi oleh penjualan truk ringan atau light duty truck (LTD) dengan porsi sebesar 88%.
Sementara itu, sebanyak 12% penjualan sisanya disumbang oleh penjualan truk medium atawa medium duty truck (MDT) dan truk berat alias heavy duty truck (HDT).
Berdasarkan segmentasi sektornya, sektor logistik masih menjadi sektor yang memiliki kontribusi paling besar dalam menyerap produk truk KTB dengan porsi sebesar 50%-55%. Sementara itu, sektor perkebunan berkontribusi sekitar 10%-55%.
Adapun sekitar 20%-30% sisanya diserap oleh sektor-sektor lain seperti konstruksi, pertambangan, infrastruktur, dan lain-lain.
Baca Juga: Hino geber penjualan truknya sebanyak 36.000 unit di tahun 2020
Perihal prospek pasar tahun ini, Duljatmono memperkirakan pasar truk akan memiliki kondisi yang tidak jauh berbeda dengan tahun lalu lantaran adanya katalis positif yang signifikan.. Meski demikian, Ia berharap pasar truk bisa bertumbuh setidaknya hingga 5% pada tahun dengan adanya katalis positif dari sektor perkebunan sawit.
“Komoditi ini harganya sudah dari beberapa waktu terakhir di akhir tahun lalu menunjukkan kenaikan, dan permintaannya pun ada tren kenaikan, tapi itu masih perlu kita lihat dan kaji,” jelas Duljatmono (21/01).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News