kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Walau Masih Merugi, Pendapatan Air Asia Indonesia Tumbuh 27% pada Kuartal I 2024


Kamis, 13 Juni 2024 / 09:00 WIB
Walau Masih Merugi, Pendapatan Air Asia Indonesia Tumbuh 27% pada Kuartal I 2024
ILUSTRASI. Pesawat Airbus maskapai Indonesia?AirAsia.


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Air Asia Indonesia Tbk (CMPP) mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 27% selama kuartal I 2024. Maskapai berbiaya hemat itu berhasil mencatatkan kenaikan dari Rp 1,37 triliun di tahun 2023 menjadi Rp 1,74 triliun di tahun 2024. 

“Kenaikan pendapatan PT AirAsia Indonesia Tbk ini didorong oleh tingginya aktivitas pemesanan tiket penerbangan domestik dan internasional semenjak pulih dari COVID-19," ujar Direktur Utama Indonesia AirAsia, Veranita Yosephine dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan, Rabu (12/6). 

Jika dibandingkan tahun 2023, selama Januari - Maret jumlah penumpang Indonesia Air Asia tercatat meningkat sebesar 33% atau mencapai 1,62 juta. Kemudian tingkat keterisian penumpang (load factor) naik sebesar 2 poin menjadi 83%. 

Baca Juga: Laba Industri Maskapai Global Diprediksi Mencapai Rp 494 Triliun Tahun 2024

Sejauh ini, operasi penerbangan masih menjadi kontributor terbesar bagi pendapatan perusahaan. Rinciannya, penjualan tiket kursi pesawat memberikan kontribusi sebesar Rp 1,47 triliun, pendapatan dari ancillary menyumbang sebesar Rp 255,8 miliar dan kargo memberi pemasukan Rp 13,5 miliar. 

Secara lokasi, Jakarta masih menjadi sumber pendapatan utama yaitu dengan kontribusi pendapatan senilai Rp 776,7 miliar,  diikuti oleh Denpasar senilai Rp 638,3 miliar serta Surabaya dan Medan masing-masing mencatat angka Rp 198,8 miliar dan Rp 128,3 miliar.

Sayangnya, meski pendapatan naik, tetapi Air Asia Indonesia kembali mencatatkan kerugian sebesar Rp 777 miliar. Angka ini sedikit membaik jika dibandingkan kinerja sepanjang 2023 yang membukukan rugi Rp 1,08 triliun.

Baca Juga: Tiket Pesawat Domestik Mahal, Sri Mulyani: Bisa Pengaruhi Inflasi

Salah satu penyebabnya adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) yang melemah signifikan sepanjang kuartal I 2024. Kalau di tahun 2023, nilai tukar rupiah masih bertengger pada Rp 15.062, pada 2024 naik menjadi Rp 15.853 per dollar AS. 

Tak hanya itu, persoalan lain juga datang dari kenaikan harga bahan bakar selama kuartal I 2024. Konsumsi bahan bakar tercatat sebagai salah satu penyumbang beban usaha utama sebesar 36,96% dari total biaya keseluruhan. 

Meski mendapat banyak tantangan, tetapi sepanjang Kuartal 1 2024, maskapai berbiaya hemat ini juga telah meresmikan 2 rute terbarunya yaitu Denpasar-Lampung dan Jakarta-Kota Kinabalu, Malaysia. Kedua rute ini merupakan rute unik dengan penerbangan langsung yang hanya dioperasikan oleh Indonesia AirAsia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×