Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) segera membentuk holding untuk mengelola industri baterai kendaraan listrik dari hulu hingga hilir. Holding yang bernama Indonesia Battery Corporation (IBC) ini ditargetkan terbentuk pada semester pertama tahun ini.
Wakil Menteri I BUMN Pahala Mansury mengatakan, timeline pembentukan holding baterai kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) itu sudah disepakati oleh keempat anggotanya. Yakni holding pertambangan MIND ID, PT Aneka Tambang Tbk (Antam), PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero).
"Kami sepakati (holding) ini akan dimiliki bersama empat perusahaan itu karena harus terintegrasi hulu hingga hilir. Semua value chain ini dipayungi IBC. Jangka waktu kami harapkan IBC bisa dibentuk di Semester I tahun ini," kata Pahala dalam media talk yang digelar secara daring, Selasa (2/2).
Di bawah holding IBC tersebut, sambung Pahala, akan ada perusahaan patungan alias joint venture (JV). Saat ini penjajakan kerjasama terus dilakukan dengan calon mitra. Pahala bilang, pihak terbuka untuk bekerja sama dengan perusahaan global baik itu dari China, Korea, Amerika Serikat, maupun Eropa.
Baca Juga: Begini ambisi BUMN untuk membangun ekosistem industri baterai mobil listrik
Pahala mengatakan, ada tiga kriteria utama untuk menjaring calon mitra tersebut. Yakni bisa membawa uang (investasi), membawa teknologi dan membawa pasar. "Sehingga bagian dari value chain baterai dan EV bisa dikerjasamakan," sambungnya.
Kementerian BUMN menargetkan, kerjasama dengan mitra dan pembentukan JV juga bisa rampung pada paruh pertama tahun ini. "Kami harapkan timeline di semester pertama, IBC berdiri, dan mudah-mudahan bisa satu perusahaan yang nantinya melakukan penandatanganan kerjasama dan pengembangan JV," ungkap Pahala.
Dia menambahkan, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. Termasuk industri baterainya.