Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengungkapkan, PT Pertamina kini masih terus melakukan diskusi dengan ENI soal pengembangan green refinery atau kilang hijau.
Seperti diketahui, rencana yang telah diinisiasi sejak awal tahun 2019 ini didasari oleh keinginan Pertamina untuk pemanfaatan sumber daya terbarukan serta menekan impor minyak mentah.
"Masih pembahasan dengan ENI, termasuk teknologinya," sebut Arcandra ditemui di Kementerian ESDM, akhir pekan lalu.
Baca Juga: Kementerian ESDM dorong percepatan pengembangan enam kilang Pertamina
Lebih jauh Arcandra memastikan, tahapan pembangunan fisik belum dilakukan selama pembahasan administratif antara kedua belah pihak masih berlangsung.
Pemilihan ENI dalam head of joint venture agreement pengembangan green refinery didasari pada pengalaman ENI menghasilkan HVO (hydrotreated vegetable oil) yang bisa digunakan sebagai campuran bahan bakar diesel sejak 2014.
Adapun, pembahasan teknologi yang dimaksud meliputi sertifikasi palm oil. Masih menurut Arcandra, minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) yang akan diolah di Kilang Hijau diharuskan memperoleh sertifikat international sustainability and carbon certification (ISCC).
Arcandra menegaskan, Kementerian ESDM berharap pembahasan ini dapat dirampungkan secepatnya. Namun ia memastikan, pembahasan ini tidak mengganggu proses lainnya yang tengah berlangsung. "Tidak mengganggu pembangunan Kilang," jelas Arcandra.
Mengutip catatan Kontan.co.id, pemerintah terus mengupayakan pengembangan sejumlah proyek Kilang oleh Pertamina yang diharapkan dapat segera rampung demi memenuhi kebutuhan BBM dan Petrokimia dalam negeri.
PT Pertamina merencanakan empat proyek perluasan Refinery Development Master Plan (RDMP) antara lain, RDMP Refinery Unit (RU) II Dumai, RDMP RU IV Cilacap, RDMP RU V Balikpapan, RDMP RU VI Balongan.
Baca Juga: Kementerian ESDM yakin kehadiran beleid baru diyakini bisa menekan harga gas
Selain itu, ada pula dua proyek pembangunan Kilang Minyak dan Petrokimia Grass Root Refinery (GRR) Tuban dan GRR Bontang.