kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Waspada, pasar properti mulai jenuh


Minggu, 29 Maret 2015 / 08:10 WIB
Waspada, pasar properti mulai jenuh
ILUSTRASI. Beberapa perusahaan anggota Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) berpartisipasi dalam program bagi-bagi rice cooker.ANTARA FOTO/Andri Saputra/foc.


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

BEKASI. Pasar properti Indonesia mulai memasuki masa jenuh. Hal ini ditandai dengan perlambatan yang mencapai titik minus 5% hingga minus 8%.
 
"Memang pergerakan pasar properti pada 2014 lambat, namun kuartal I-2015 ini lebih lambat lagi. Perlambatannya -5% hingga -8%. Saya prediksi perlambatan akan terus terjadi sampai akhir 2015," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch, Ali Tranghanada kepada Kompas.com, di Bekasi, Sabtu (28/3).
 
Ali mengatakan pasar properti pada tiga bulan pertama 2015 mencapai titik paling rendah sejak tahun lalu, seiring kondisi pasar yang sedang jenuh dan terlalu tingginya harga properti.
 
"Pasar kita ini sudah jenuh. Ketika hal ini terjadi maka pasar akan terbatas, dan tidak akan mengalami peningkatan. Apalagi dengan tingginya harga yang dipasarkan pengembang. Pasar Indonesia itu kan dominan kelas menengah tapi pengembangnya justru selalu main di atas," lanjut Ali.
 
Selain itu, kekacauan politik dan ekonomi yang melambat membuat banyak pemilik modal ketakutan untuk berinvestasi di sektor properti. Banyak investor menahan modal dan memilih menunggu situasi hingga kembali kondusif.
 
"Ada ketakutan sesaat para investor karena politik dan ekonomi kita ini sedang tidak stabil. Mereka sensitif terhadap masalah (politik dan ekonomi) ini sehingga masih menahan investasi," tambah Ali.
 
Meski begitu, Ali menegaskan bahwa bisnis properti akan terus merangkak dari keterpurukan hingga akhir tahun 2015. Namun kondisi tersebut perlu diperbaiki karena masih berada pada posisi minus.
 
"Banyak tanda-tanda properti ini akan merangkak naik. Suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) disusul suku bunga Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) turun. Inflasi di Indonesia juga terjaga. Banyak pengembang Asia Pasifik, seperti Jepang, Tiongkok, bahkan Korea masuk ke Indonesia juga memperkuat basis ekonomi. Pemerintah juga sekarang sedang gencar membangun infrastruktur. Namun setahun ini masih akan tetap minus sebetulnya," papar Ali.
 
Ali juga menyebut untuk tahun ini, pengembang akan mengalihkan orientasinya ke pasar menengah melihat kondisi pasar kelas atas yang kian jenuh.
 
"Melihat pergerakan dari 2014 ke 2015, mulai ada keseimbangan (segmentasi pasar dan harga jual properti) yang akan menimbulkan kenaikan. Pengembang tahun ini diprediksi menyasar pasar menengah," tandas Ali. (Dimas Jarot Bayu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×