kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waspadai lonjakan permintaan premium dan pertalite


Sabtu, 13 Oktober 2018 / 10:54 WIB
Waspadai lonjakan permintaan premium dan pertalite
ILUSTRASI. Harga Pertamax


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga Pertamax series berpotensi mengubah pola konsumsi masyarakat pengguna bahan bakar minyak (BBM). Sebab, harga Premium dan Pertalite tidak ikutan naik.

Adiatma Sardjito, Vice President Corporate Communication PT Pertamina, mengatakan, perusahaannya akan terus memantau pola konsumsi BBM masyarakat setiap bulan. BUMN energi ini berharap, konsumen Pertamax series tetap loyal menggunakan bahan bakar dengan RON 92 dan 94 tersebut.

Sejauh ini, Pertamina bisa meningkatkan penjualan Pertamax series melalui berbagai program khusus yang mereka tawarkan kepada konsumen. Misalnya, Program Berkah Energi Pertamina. "Program itu bisa kurangi konsumsi Premium sebesar 20% selama September di seluruh Indonesia," ujar dia kepada KONTAN, Kamis (11/10) lalu.

Makanya, Adiatma mengharapkan, pengguna Pertamax tidak berpindah ke Premium. Apalagi, menurutnya, saat ini konsumsi Premium di beberapa daerah di Pulau Jawa sudah tidak terlalu tinggi. Soalnya, konsumen sudah sadar untuk memakai BBM dengan kualitas lebih baik.

Sebagai informasi, mulai Rabu (10/10) lalu, harga Pertamax series naik. Untuk wilayah Jakarta, harga Pertamax yang awalnya Rp 9.500 per liter naik Rp 900 per liter menjadi Rp 10.400 per liter. Kemudian, banderol harga Pertamax Turbo naik Rp 1.550 jadi Rp 12.250 per liter.

Selain Pertamax series, Pertamina juga mengerek harga Dex menjadi Rp 11.850 per liter, Dexlite jadi Rp 10.500 per liter, dan Biosolar NonPSO menjadi Rp 9.800 per liter. Khusus daerah yang terkena bencana alam di Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah, sementara harga tidak naik. Kenaikan harga BBM ini menyusul harga minyak dunia yang rata-rata menembus US$ 80 per barel.

Sementara harga Premium tetap Rp 6.550 per liter dan Pertalite masih Rp 7.800 per liter. Harga Premium sudah tidak naik sejak April 2016. Sedang harga Pertalite terakhir naik Maret 2018.

Data BPH Migas menyebutkan, tahun ini konsumsi BBM umum (Premium, Pertalite, dan Pertamax) sekitar 51,3 juta kiloliter (KL). Sekitar 33 juta34 juta KL adalah konsumsi dari Pertalite.

Saat ini, Adiatma bilang, penjualan BBM Pertamina yang cukup besar memang Pertalite. Hanya, komposisi konsumsi antara BBM public service obligation (PSO) dan BBM NonPSO sama. Besarannya sekitar 50:50.

Adapun posisi Pertalite sekitar 2/3 dari total konsumsi BBM NonPSO yang diproyeksi mencapai 51 juta KL tahun ini. "Untuk penjualan Pertalite, nanti kami lihat lagi. Tapi, mudah-mudahan konsumen Pertamax tidak beralih ke Pertalite. Kan, mereka sudah tahu mobilnya mesti pakai Pertamax, mereka sudah paham," ujar Adiatma. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×