kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waste4Change Mengejar Target Pengelolaan Sampah Jadi 22 Ton Per Hari


Rabu, 08 Maret 2023 / 20:13 WIB
Waste4Change Mengejar Target Pengelolaan Sampah Jadi 22 Ton Per Hari
ILUSTRASI. Aktivitas pengelolaan sampah di Rumah Pemulihan Material (RPM) Waste4Change, Bekasi, Jawa Barat (8/3/2023).


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pengelola sampah Waste4Change menambahkan teknologi pengelolaan sampah dan pencatatan digital di Rumah Pemulihan Material (RPM) Waste4Change, Bekasi, Jawa Barat.

CEO Waste4Change Bijaksana Junerosano mengatakan, peningkatan inovasi di Rumah Pemulihan Material merupakan salah satu pemanfaatan dana investasi seri A dari AC Ventures, Barito Mitra Investama, dan investor lainnya untuk Waste4Change pada akhir 2022.

"Dengan penambahan teknologi di RPM Bekasi, Waste4Change mampu mengurangi residu sampah dari 65% menjadi 10%. Kapasitas pengelolaan sampah RPM Bekasi Waste4Change juga naik dari 18 ton menjadi 22 ton dalam sehari," ucap dia di Bekasi, Rabu (8/3).

Baca Juga: Gandeng Waste4Change, Mandiri Capital Indonesia Kelola 48,405 kg Limbah Perusahaan

Junerosano juga menyampaikan penambahan teknologi yang merupakan bagian dari penyelenggaraan investasi hijau ditargetkan untuk dapat membantu upaya penanganan melalui pengurangan sampah di sumber dan hilir.

Berdasarkan survei yang dilakukan Global Sustainable Investment Alliance (GSIA) pada 2021, aset investasi hijau di negara berkembang memiliki potensi pertumbuhan hingga US$ 30,7 triliun.

Adapun laporan NPAP, dibutuhkan total investasi modal sebesar US$ 18 miliar pada 2017 hingga 2040 untuk mengatasi tantangan dalam mengubah praktik business as usual menuju Skenario Perubahan Sistem pada pengelolaan sampah dan daur ulang yang efektif.

Menurut data Systemiq & Delterra di tahun 2022, 97% pendanaan sampah di Indonesia masih mengandalkan iuran sampah dari rumah ke rumah (door-to-door fee collection). Metode iuran sampah sebagai bagian dari pajak dan biaya langganan utilitas merupakan metode yang lebih umum digunakan oleh negara-negara maju.

Terkait hal itu, Junerosano berpendapat pendanaan di sektor pengelolaan sampah akan berdampak besar pada keberlanjutan.

Baca Juga: Waste4Change Meraup Pendanaan dan Cuan Lewat Bisnis Sampah

"Pengelolaan sampah merupakan kebutuhan dasar sehingga akan ada permintaan yang konstan meski kondisi ekonomi maupun sosial berubah," kata dia.

Di sisi lain, Waste4Change juga telah menandatangani tujuh MoU rencana investasi dan project pengelolaan sampah dengan estimasi total nilai kerja sama senilai Rp 250 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×