Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aspirasi Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo untuk menjadikan Grand Batang City atau Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) menjadi The Capital of Industrial Estate in Asia mulai terwujud.
Pada Senin, 3 Oktober 2022, PT. Wavin Indonesia, yang merupakan investasi langsung Group Global Orbia (Meksiko) dan Wavin B.V. (Belanda) melakukan ground breaking pabrik pertama yang didirikan dari greenfield di atas tanah seluas 20 ha, di KITBatang, dilaksanakan bersama-sama oleh Presiden Joko Widodo, bersama CEO Orbia dan Wavin B.V., Marteen Roef beserta Mentri Investasi/ Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia disaksikan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif, Mentri Sekretaris Kabinet, Pramono Anung dan Menteri PUPR Basuki Hadimuldjono.
Investasi Group Orbia dan Wavin B.V. diperkirakan untuk tahap pertama sebesar 100 juta dollar amerika.
Menurut Bahlil Lahadia, Indonesia menjadi pilihan Orbia dan Wavin untuk berinvestasi dan mengalahkan Malaysia dan Vietnam yang sebelumnya juga menjadi pilihan alternatif Orbia, sebelum akhirnya memilih Indonesia.
Baca Juga: Menperin: Kemampuan Manufaktur Menguat, Dibuktikan PMI Naik Sampai 53,7 September
Jokowi menyampaikan bahwa pada saat ini, seluruh negara di dunia berlomba untuk menarik investasi langsung (Foreign Direct Investment) sebagai penggerak pertumbuhan perekonomian dan penciptaan lapangan kerja. Indonesia dalam lima tahun terakhir telah bekerja keras untuk dapat bersaing dalam menarik penanaman modal asing khususnya untuk memajukan industri manufaktur, substitusi impor, meningkatkan ekspor dan mendorong pertumbuhan UMKM.
Upaya untuk meningkatakan kemudahan berusaha, pemberian insentif, menyederhanakan perijinan, restrukturisasi peraturan perundangan yang tumpeng tindih ke dalam omnibus law, UU Cipta Kerja, telah membuahkan hasil dan menjadikan Indonesia sebagai destinasi investasi yang bersaing, juga ditopang juga oleh potensi pangsa pasar Indonesia dengan kelas menengah yang terus tumbuh dengan baik, politik yang stabil, ketersediaan sumberdaya manusia yang cukup bersaing dan letak geografis yang strategis untuk menjangkau pasar Asia Pasifik dan Australia.
Wavin B.V. dan Orbia merupakan perusahaan global dan merupakan salah satu market leader pada bidangnya dan memiliki teknologi unggul termasuk teknologi transisi energi terbarukan dan teknologi pertanian. Diharapkan selain berinvestasi di Indonesia, juga dapat memberikan manfaat lain berupa transfer teknologi.
Ngurah Wirawan, Direktur Utama PT Kawasan Industri Terpadu Batang menyambut baik investasi Wavin di Indonesia khususnya di KIT Batang, dan siap membantu Wavin untuk mewujudkan rencana investasinya, secara menyeluruh termasuk membantu dalam proses desain, pemilihan kontraktor, dan penyediaan sumberdaya manusia bersinergi dengan perusahaan BUMN dan Kementrian terkait.
Grand Batang City atau yang biasa disebut Kawasan Industri Terpadu Batang dirancang dengan konsep modern, smart dan green dengan total luas areal 4.300 hektar yang dibagi menjadi 3 cluster industri, perumahan dan innovation center. Lebih lanjut I Made Kartu, Direktur Operasi dan Teknik menyampaikan bahwa Grand Batang City dirancang untuk menjadi kawasan industri terpadu dengan pelayanan yang menyeluruh, termasuk penyediaan infrastruktur logistik dengan akses langsung menuju Tol Trans Jawa an Jalur Nasional Pantura, termasuk di dalam rencana pengembangan Dry Port dan Pelabuhan Jetty yang akan menjadi feeder untuk Pelabuhan Patimban maupun Pelabuhan Tanjung Mas.
Pemerintah telah menyelesaikan seluruh infrastruktur jalan sepanjang 50 km yang dibangun oleh Kementerian PUPR meliputi seluruh cluster industri KIT Batang seluas 3.100 Ha. Sampai dengan saat ini, sejak dicanangkan Presiden Joko Widodo pada bulan Juni 2020, telah selesai dikembangkan seluas 450 Ha Kawasan Industri yang seluruhnya telah terjual yang sebagian besar dalam dalam bentuk Penanaman Modal Asing dari berbagai negara, antara lain Korea Selatan, Taiwan, Belanda-Meksiko, Inggris, India serta Penanaman Modal dalam negeri antara lain industri gas dan industri kesehatan.
Baca Juga: Kinerja Turun pada Semester I, Manajemen Kimia Farma Sebut Hanya Bersifat Sementara
Angga Brahmana, GM Bisnis dan Marketing menyampaikan bahwa pada saat ini terdapat 20 perusahaan baik itu PMA maupun PMDN yang telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di KIT Batang dengan total lahan sebesar 1.100 ha.
Mengutip pernyataan Presiden Jokowi dalam sambutannya, Evi Afiatin, Direktur Keuangan KIT Batang menyampaikan bahwa diharapkan investasi modal asing dapat mendorong perekonomian Indonesia, menciptakan lapangan kerja, memberikan sumber pendapatan negara dari pajak, menambah devisa negara, dan menumbuhkan UMKM Indonesia yang menjadi ekosistem dari industri para anchor tenant KIT Batang, yang antara lain pabrik baterai mobil listrik, pabrik kaca terbesar di Asia Tenggara, pabrik keramik, pabrik sepatu, dan yang terakhir Wavin yang selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, juga akan di eksport ke negara -negara Asia Pasifik, Australia dan sebagian kembali ke Eropa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News