Reporter: Petrus Dabu | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Setidaknya ada 20 perusahaan pemilik izin usaha membangun kilang minyak di Indonesia yang belum beroperasi. Padahal, izin tersebut sudah keluar pasca terbitnya Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 2011 tentang Minyak dan Gas Bumi. Perusahaan-perusahaan itu belum merealisasikan pembangunan kilangnya meskipun izin usaha telah masuk kantong.
Dari catatan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), salah satu badan usaha yang sudah mengantongi izin mendirikan kilang minyak adalah PT Hemoco Selayar International Oil Refinery. Hemoco merupakan perusahaan patungan (joint venture) antara Hemoco Kuwait General Trading and Contracting Co dengan PT Kilang Minyak Bumi Selayar. Hemoco Kuwait menguasai 60% saham. Pemilik saham di Hemoco adalah keluarga kerajaan Kuwait.
Zaenal Bintang, Advisor Corporate PT Kilang Minyak Bumi Selayar mengatakan Hemoco sudah mengantongi izin resmi sejak era pemerintahan Presiden BJ Habibie pada tahun 1999. Namun, menurut Zaenal proses pembangunan proyek ini kemudian kandas karena menurutnya saat Gus Dur menjadi Presiden tahun 2000, kebijakan tax holiday hilang. “ Itulah yang menyebabkan proyek ini tidak jalan, “ ujar Zaenal, kepada KONTAN, Senin (19/9).
Kemudian, sejak tahun 2006 Hemoco sudah memperpanjang izin tersebut. Hanya saja, sampai saat ini juga belum membangun kilang. Zaenal pun tetap enggan menjelaskan rencana bisnis Hemoco. Ia juga belum tahu kapan perusahaan itu bakal beroperasi.
Ibrahim Hasyim, Komite BPH Migas, menjelaskan, banyak perusahaan pemilik izin usaha kilang minyak yang enggan membangun kilangnya. Ada dua persoalan yang mengganjal pembangunan kilang itu. Pertama, soal margin kilang yang kecil. “Karena itu mereka meminta adanya insentif dari pemerintah," ungkap Ibrahim.
Alasan kedua, soal garansi atau jaminan produk di pasar. Kalangan pengusaha khawatir, produk dari kilangnya tidak laku di pasaran. "Padahal, pasar dalam negeri besar, pasti terserap," tandas Ibrahim.
Ibrahim bilang, saat ini seluruh kilang yang ada hanya berkapasitas produksi bahan bakar minyak (BBM) sekitar 1 juta barel per hari (bph). Jumlah itu lebih kecil dari konsumsi BBM sehari yang mencapai 1,3 juta - 1,4 juta bph. Oleh karena itu, Ibrahim berharap, perusahaan yang telah memiliki izin usaha kilang minyak segera membangun perlengkapannya. "Itu bakal menambah kapasitas kilang eksisting," papar Ibrahim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News