kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

WIKA cari alternatif pendanaan proyek kereta


Selasa, 08 September 2015 / 14:06 WIB
WIKA cari alternatif pendanaan proyek kereta


Reporter: Dityasa H Forddanta, RR Putri Werdiningsih | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk tengah mengkaji sumber pendanaan baru untuk membiayai proyek kereta api Jakarta-Bandung. Wijaya Karya memastikan tak akan menggarap proyek tersebut memakai dana penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 3 triliun.

Sayangnya, Wijaya Karya belum bisa memastikan sumber dana yang akan diambil. "Kami perlu kaji lagi, kelayakannya seperti apa termasuk sumber dananya karena kami, kan perusahaan terbuka, jadi tetap mengedepankan bisnis yang menguntungkan," tutur Suradi Wongso Suwarno, Corporate Secretary PT Wijaya Karya (Persero) Tbk kepada KONTAN, Senin (7/9).

Proyek kereta api Jakarta-Bandung berubah wujud. Dari semula proyek kereta api cepat lalu menjadi kereta api berkecepatan menengah, yakni 200 kilometer (km) per jam–250 km per jam. Empat BUMN membikin konsorsium membangun proyek itu. Selain Wijaya Karya, ada PT Jasa Marga, PT Kereta Api Indonesia dan PT Perkebunan Nusantara VIII.

Meski tak berharap PMN untuk menggarap kereta Jakarta-Bandung, bukan berarti Wijaya Karya tak mendamba PMN. Perusahaan berkode WIKA di Bursa Efek Indonesia itu tetap mengajukan PMN tapi nilainya lebih kecil.

Kalau dana PMN cair, Wijaya Karya akan memakai dana itu untuk mengerjakan sejumlah proyek, seperti Kawasan Industri Kuala Tanjung, Tol Soreang Pasir–Koja, Tol Manado–Bitung, Tol Samarinda–Balikpapan dan sistem pengolahan air di Jatiluhur. Mekanisme PNM ini Wijaya Karya akan menerbitkan saham baru. "Supaya saham pemerintah dan masyarakat tak terdilusi," terang Suradi.

Sebelumnya manajemen Wijaya Karya menyampaikan optimismenya untuk menggarap proyek kereta Jakarta-Bandung, yang saat itu masih disebut sebagai proyek kereta cepat. Adji Firmantoro, Direktur Keuangan PT Wijaya Karya Tbk (3/8) menyatakan perusahaan ini ingin mengempit mayoritas saham di perusahaan joinan yang akan menggarap proyek tersebut.

Dalam hitungan dia, jika pemegang saham asing menggenggam saham sekitar 40%, dan lokalnya 60%, maka Wika akan mengambil porsi separuh dari porsi kepemilikan saham lokal tersebut.

Adapun perkiraan awal nilai investasi proyek kereta tersebut mencapai Rp 50 triliun. Dengan asumsi ini, maka WK harus menyiapkan kebutuhan dana paling tidak sekitar Rp 9 triliun. Nah salah satu opsi yang masih dalam tahap pembicaraan adalah mencari pinjaman dari China Development Bank. Hanya saja berapa nilainya belum terang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×