Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wika Realty akan melakukan ekspansi ke bisnis kawasan industri. Anak usaha PT Wijaya Karya Tbk ini akan mengembangkan dua kawasan industri yakni di Makassar dan Subang.
Wika Realty memiliki lahan 81 hektare (ha) di Paranglo, Makassar. Sedangkan di Subang, perusahaan ini akan mengembangkan kawasan industri sekitaar 600 hektare (ha).
Infrastruktur kawasan industri Paranglo akan mulai dikembangkan tahun ini. Namun, kawasan Subang belum bisa dikembangkan karena perusahaan masih dalam proses menuju pembentukan perusahaan patungan dengan pemilik lahan.
Agung Salladin, Direktur Utama Wika Realty mengatkan, pihaknya melakukan ekspansi ke sektor kawasan industri karena perusahaan melihat prospeknya cukup bagus. "Dan lahan yang akan kami kembangkan memang memiliki akses yang dekat dengan pelabuhan," ungkap Agung pada Kontan.co.id, Senin (9/10).
Kawasan industri Paranglo dekat dengan New Port yang dikembangkan oleh Pelindo III. Agung bilang, progres pengembangan infrastruktur kawasan tersebut masih dalam pengerukan lahan karena tanah perlu diratakan sekitar 50 centimeter (cm) lagi. Pengembangan infrastruktur dilakukan sambil perusahan melakukan kajian pasar.
Untuk mengembangkan kawasan industri ini, Wika Realty menggandeng perusahaan asal Tiongkok yaitu China City Construction Thirteent Enginering Bureau Co.Ltd serta satu lagi dari peruashaan lokal. Porsi Wika Realty dalam perusahaan patungan itu sebesar 35%.
"Partner China itu juga merupakan mitra WIKA dalam membangun kereta api cepat dan mitra kami dalam membangun TOD (Transit Oriented Development) Jakarta River City," kata Agung.
Agung mengungkan, investasi yang akan digelontok perusahaan untuk mengembangkan kawasan industri itu sekitar Rp 1,6 triliun. Dimana Rp 800 miliar untuk akuisisi lahan dan Rp 800 miliar lagi akan dipakai untuk mengembangkan infrastruktur.
Sementara dalam mengembangkan kawasan industri di Subang, Wika Realty akan membentuk perusahaan patungan dengan pemilik lahan. Perusahaan menargetkan pembentukan kerjasama itu akan rampung dalam waktu dekat mengingat proses Legal Due Diligence (LLD) sudah selesai. "Sebelum akhir tahun ditargetkan sudah rampung," kata Agung.
Saat ini, Wika Realty sudah memiliki lahan seluas 100 hektare (ha) di Subang. Agung bilang, lahan tersebut nantinya akan digabungkan dengan lahan milik mitra ke dalam perusahaan joint operation (Jo). Porsi Wika Realty dalam perusahaan JO tersebut akan mayoritas.
Kawasan industri yang akan dikembangkan di Subang tersebut berada di kilometer 83 tol Cipali dan dekat dengan Pelabuhan Patimban. Agung tidak menyebutkan investasi yang akan digelontorkan perusahaan dalam mengakuisisi lahannya.
"Tapi kami dapat lahanya masih murah karena pola joint operation sekitar Rp 250.000 per meter ," kata Agung.
Sementara investasi untuk infrastruktur kawasan tersebut diperkirakan mencapai Rp 2 juta per meter persegi (m2). Jika porsi Wika Realty sekitar 60% maka investasi yang akan dikeluarkan sekitar Rp 800 miliar.
Lantaran belum memiliki pengalaman dalam mengembangkan kawasan industri, Wika Realty akan menggandeng konsultan internasional untuk mengembangkan kawasan sekalig untuk mencari pasarnya. Khusus untuk kawasan industri Paranglo, perusahaan sudah menunjuk Roland Berger sebagai konsultannya.
Agung menambahkan, kawasan industri Paranglo akan cocok dikembangkan menjadi kawasan pergudangan untuk industri Indonesia wilayah timur. "Kami akan buat compact dan akan dilengkapi hunian juga disitu. Itu cocok jadi pergudangan karena di kota Makassar memnag sekarang sudah tidak boleh lagi ada pergudangan," jelas Agung.
Wika Realty masih memliki peluang untuk memperluas kawasan industri di Paranglo tersebut. Namun, Agung mengatakan, pihaknya masih akan fokus dulu mengembangkan lahan yang sudah ada saat ini.
Seperti diketahui, Wika Realty saat ini tengah melakukan pengembangan 22 proyek properti yang tersebar di sembilan provinsi. Sebagian besar proyek berlokasi di Jabodetabek.
Wika Realty berkomitmen untuk terus melakukan ekspansi bisnis baik dari sisi penambahan lahan maupun dalam merilis proyek-proyek baru. Pada kuartal IV ini perusahaan akan meluncurkan tiga proyek baru lagi. Sedangkankan total landbank perseroan yang siap dikembangkan saat ini mencapai 227 ha.
Untuk mendukung rencana ekspansi, perusahaan ini berencana melantai di bursa saham atau Initial Publik Offreing (IPO) awal tahun depan dengan mengincar dana sekitar Rp 3,5 triliun-Rp 5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News