Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri, RR Putri Werdiningsih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk memprediksi bisa mengantongi kontrak baru senilai Rp 12 triliun sepanjang semester I-2016. Mereka memprediksi, pada dua minggu terakhir di paruh pertama tahun 2016 ini, masih bisa mendapat tambahan kontrak baru senilai Rp 4 triliun.
Manajemen Wijaya Karya bilang, tinggal menunggu pengumuman hasil lelang yang telah diikuti. "Kalau pengumuman sudah ada sekitar Rp 4 triliun, tinggal teken kontrak saja," ungkap Suradi Wongso Suwarno, Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk kepada KONTAN, Senin (13/6).
Wijaya Karya bukannya membikin prediksi tanpa dasar. Dasar optimisme mereka adalah, hingga saat ini ada beberapa proyek dengan total nilai Rp 8,6 triliun yang menempatkan Wijaya Karya sebagai peserta lelang dengan nilai pengajuan kontrak terendah dibandingkan dengan peserta lelang lain.
Dus, Wijaya Karya menilai hal itu sebagai peluang besar untuk memenangkan lelang proyek. Proyek-proyek anyar yang Wijaya Karya ikuti tadi berasal dari beberapa jenis pekerjaan. Beberapa di antaranya seperti proyek engineering, procurement, and construction (EPC), proyek pelabuhan, proyek bendungan, proyek jalan dan proyek gedung.
Salah satu proyek jalan yang mereka maksud adalah konsesi ruas tol Balikpapan–Samarinda. Kalau target dekapan kontrak anyar senilai Rp 12 triliun menjadi kenyataan, Wijaya Karya bakal memenuhi 22,73% dari total target kontrak.
Pasalnya, sepanjang tahun ini, perusahaan berkode WIKA di Bursa Efek Indonesia tersebut membidik target kontrak anyar Rp 52,8 triliun. Manajemen Wijaya Karya tak menampik jika proyeksi realisasi kontrak anyar pada semester I-2016 masih jauh panggang dari api.
Namun, mereka tak berkecil hati dengan kemungkinan itu. "Memang siklus kontrak begitu, nanti semester II baru banyak," ujar Suradi optimistis. Berburu proyek jalan tol Agar target perolehan kontrak anyar 2016 tak meleset, Wijaya Karya pun gencar menambah portofolio ruas jalan tol.
ini, perusahaan tersebut sedang mengincar pekerjaan konstruksi jatah pemerintah atas ruas tol Solo–Kertosono dan ruas tol Cileunyi-Sumedang–Dawuan. Rupanya, Wijaya Karya membidik dua target sekaligus pada proyek jalan tol.
Selain potensi mendapatkan kontrak pekerjaan konstruksinya, perusahaan itu juga mengincar pendapatan berulang dari operasional jalan tol saat beroperasi nanti. Ada dua konsesi ruas tol yang baru saja Wijaya Karya dapat. Keduanya yaitu konsesi ruas tol Balikpapan—Samarinda sebesar 15% dan Manado—Bitung sebesar 20%.
Dua konsesi ruas jalan tol anyar tersebut menambah deret konsesi ruas yang telah Wijaya Karya genggam. Perusahaan itu tercatat telah menggenggam konsesi 0,4% di ruas tol Bali, 20% ruas jalan tol Surabaya—Mojokerto, 2% ruas tol Cengkareng—Batu Ceper—Kunciran dan 25% ruas tol Soreang–Pasirkoja.
Meski memiliki koleksi sejumlah konsesi jalan tol, saat ini bisnis jalan tol baru menyumbang pemasukan 5%-10% terhadap total pendapatan. Manajemen Wijaya Karya beralasan, belum semua jalan tol yang mereka miliki konsesinya tadi, beroperasi.
Selain berburu proyek jalan tol, Wijaya Karya akan menyelesaikan pembangunan proyek jalan layang Simpang Susun Semanggi di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat. Mulai Senin kemarin (13/6) hingga proyek selesai, Wijaya Karya menutup jalur cepat di sekitar proyek tersebut. "Kira-kira akan selesai Agustus 2017," ujar Suradi.
Saat ini proses pengerjaan konstruksi proyek simpang susun Semanggi sampai tahap 6%. Wijaya Karya telah memasang tiang pancang sebagai pondasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News