Reporter: Vina Elvira | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pengolahan minyak nabati, PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA) optimistis akan menorehkan kinerja lebih baik di tahun ini. CEKA pun menargetkan pertumbuhan penjualan dan profit 5% hingga 10% dari realisasi di tahun 2020.
Meskipun optimistis akan ada perbaikan dari sisi kinerja, Direktur Wilmar Cahaya Indonesia Hairuddin Halim mengaku, pihaknya akan tetap berhati-hati dalam menjalankan bisnisnya di tahun ini. Sebab, kondisi pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir, baik di Indonesia maupun secara global.
"Kami melihat akan ada perbaikan tapi belum signifikan, karena pandemi Covid-19 masih belum berakhir, malah di berbagai negara ada gelombang pandemi Covid-19 kedua atau ketiga," kata Hairuddin saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (28/5).
Prinsip kehati-hatian yang diterapkan CEKA, tercermin pada rencana bisnis yang tidak muluk-muluk di tahun ini. Hairuddin bilang, CEKA akan tetap fokus untuk menjaga kualitas produksi yang sudah ada serta memperkuat posisi keuangan perusahaan agar dapat terus bertahan melewati kondisi pandemi saat ini.
Baca Juga: Pelaku industri hilir kelapa sawit dukung pemerintah lanjutkan pungutan ekspor
Kondisi pandemi Covid-19 yang serba tidak pasti membuat CEKA pun harus mengambil sejumlah kebijakan yang bersifat konservatif. Termasuk di dalamnya rencana ekspansi perusahaan di tahun ini.
Hairuddin bilang, CEKA belum ada rencana melakukan ekspansi, sehingga alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) di tahun 2021 hanya akan digunakan untuk maintenance dan perbaikan dari sisi operasional saja.
"Untuk capex kami menggunakan dana internal perusahaan karena jumlahnya juga tidak besar dan masuk dalam anggaran operasional," ujar dia.
Hairuddin mengatakan, kinerja perusahaan di tiga bulan pertama tahun ini, masih sama saja dengan kondisi di tahun lalu. Hal itu disebabkan harga komoditas yang masih sangat fluktuatif, sehingga berpengaruh terhadap kondisi bisnis CEKA hingga akhir Maret lalu.
Di kuartal I-2021 Wilmar Cahaya Indonesia membukukan penjualan neto sebesar Rp 1,10 triliun. Angka itu tumbuh 20,72% dari realisasi di periode yang sama tahun lalu senilai Rp 915,78 miliar.
Namun, pertumbuhan dari sisi penjualan tidak diiringi dengan kenaikan laba periode berjalan perusahaan. Tercatat, CEKA mencetak penurunan dari segi laba periode berjalan sebesar 26,05% menjadi Rp 49,06 miliar. Padahal di periode sama tahun lalu, CEKA masih meraup laba periode berjalan hingga Rp 66,35 miliar.
Sedikit informasi, CEKA adalah perusahaan yang memproduksi minyak nabati dan minyak nabati spesialitas yang dibuat dari bahan baku crude palm oil (CPO), inti kelapa sawit (palm kernel), dan biji tengkawang. CEKA memiliki dua pabrik yang berada di Cikarang dan Pontianak. Pabrik di Cikarang, difokuskan untuk memproduksi specialty fats, sedangkan pabrik di Pontianak difokuskan untuk memproduksi cooking oil.
Selanjutnya: Kenaikan harga CPO picu tumbuhnya pendapatan Cisadane Sawit Raya di kuartal I-2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News