Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rumah123 mencatat bahwa sepanjang tahun 2023, lima negara asal WNA yang mencari properti di Indonesia didominasi oleh Singapura (21,9%), Amerika Serikat (16,1%), Australia (11,8%), Malaysia (8,9%) dan Jepang (4,0%).
Hal ini disusul 14 negara lain, mencakup Taiwan, Kamboja, Hong Kong, Korea Selatan, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Thailand, Kanada, Filipina, Turki, India, Qatar, China dan New Zealand.
Asal tahu saja, selama satu dekade terakhir, kebijakan dan regulasi terkait kepemilikan properti oleh Warga Negara Asing (WNA) di Indonesia telah berkembang, meningkatkan minat mereka terhadap properti di tanah air.
Baca Juga: Sumbang Naiknya Permintaan Hunian, WNA Minati Wilayah Jaksel, Badung, dan Tangerang
Pada akhir tahun 2023, misalnya, pemerintah juga membuka kesempatan bagi WNA yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk mendapatkan insentif PPN-DTP. Dukungan kebijakan dan regulasi bersama dengan pertumbuhan keberlanjutan dalam pasar properti Indonesia serta stabilitas ekonomi semakin meningkatkan daya tarik investor, calon pembeli properti WNA, dan pengembang.
Head of Research Rumah123, Marisa Jaya menuturkan, jika ditilik perjalanannya, sejak Kuartal IV 2022, mulai terjadi lonjakan permintaan WNA di 10 area terpopuler seiring diterbitkannya Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1241/SK-HK.02/IX/2022 Tahun 2022 tentang Perolehan dan Harga Rumah Tempat Tinggal/Hunian Untuk Orang Asing pada September 2022 serta Second Home Visa di akhir Desember 2022.
Menurut dia, dua kebijakan ini secara tak langsung memudahkan WNA untuk tinggal, membeli maupun berinvestasi properti di Indonesia.
“Perubahan kebijakan ini mendongkrak minat secara signifikan di hampir semua area terpopuler pada Kuartal I 2023, terutama wilayah dengan basis pariwisata, seperti Badung (91,3%), Denpasar (55,8%).
Baca Juga: Harga Cenderung Stabil, Permintaan Rumah Seken Meningkat
Diikuti area lainnya yang kental dengan aktivitas perekonomian dan bisnis, mencakup Surabaya (49,7%), Jakarta Selatan (37,9%), Tangerang (28,8%), Bogor (28,6%), Batam (21%), Jakarta Utara (20,8%), Bandung (17,6%), Jakarta Pusat (9,5%) dan Jakarta Barat (5,6%),” ujar Marisa, dikutil dari keterangan resmi yang diterima Kontan, Jumat (22/3).
Pada Kuartal II 2023, kondisi cenderung fluktuatif, dan dua kota masih terlihat konsisten mengalami pertumbuhan peminatan, yakni Badung (39%) dan Batam (11,2%). Memasuki Kuartal III 2023, Agustus silam, pemerintah melakukan Sosialisasi Regulasi Kepemilikan Hunian untuk Orang Asing, yang salah satunya menyatakan WNA bisa memiliki properti dengan menggunakan paspor.
Kebijakan Golden Visa yang diperuntukkan bagi Orang Asing berkualitas untuk perkembangan ekonomi negara juga resmi diberlakukan per 30 Agustus. Di kuartal ini, sebagian besar kota kembali mengalami pertumbuhan, yakni Bogor (67,8%), Jakarta Utara (41.5%), Jakarta Barat (41.2%), Surabaya (27.9%), Bandung (19,9%), Jakarta Pusat (13,9%), Tangerang (12,9%) dan Jakarta Selatan (5,5%).
Baca Juga: Ini 24 Kota Teratas yang Jadi Fokus Ekspansi OYO Tahun Ini
Marisa menjabarkan, dari temuan ini terlihat penetapan sejumlah regulasi dan kebijakan yang memudahkan WNA menjangkau properti di Indonesia bisa membuka peluang besar bagi pasar asing di sepanjang tahun 2024. Dengan mempertimbangkan batas minimal harga beli properti bagi WNA, penjualan dapat difokuskan pada segmen pasar menengah atas dan atas.
"Hal ini merupakan potensi bagi para pemangku kepentingan, terutama pengembang maupun investor. Apabila relaksasi kebijakan dan regulasi yang ditetapkan pemerintah diimplementasikan dengan konsisten di tingkat pusat maupun daerah, WNA mendapatkan literasi atau sosialisasi yang cukup, ini akan merangsang respon pasar yang positif dan mendukung pertumbuhan industri properti nasional di masa mendatang,” pungkas Marisa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News