Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Bergulirnya vaksinasi diharapkan menjadi salah satu sinyal positif menuju dinamika pertumbuhan dan pemulihan ekonomi yang lebih baik.
Tentu saja pertumbuhan UHNWI menjadi berita prospektif, setidaknya hal ini menunjukkan potensi wealth itu masih ada dan berdampak pada optimisme. Termasuk untuk dunia properti, karena pola belanja kalangan tajir ini umumnya menginvestasikan sekitar 25% hingga 28% dananya di sektor properti.
Willson mengungkapkan, UHNWI Indonesia dan Asia pada umumnya menyatakan bahwa sektor properti yang paling menarik adalah perkantoran, fasilitas kesehatan, dan properti untuk masa pensiun.
Diikuti dengan portofolio properti untuk investasi atau investment property yang didominasi oleh perkantoran sebesar 23%, dan residensial sewa atau residential private rented sector (PRS) sebesar 20%.
Baca Juga: Mengintip sumber kekayaan para miliarder baru dunia yang melesat selama pandemi 2020
Kendati sudah memiliki rumah pertama, ada hal menarik dalam membaca karakter khas UHNWI dalam berbelanja properti sebagai rumah kedua, ketiga, dan seterusnya. Mereka lebih memilih rumah baru dengan kelengkapan fasilitas leisure seperti taman dan kolam renang, serta akses transportasi.
Alasan mereka membeli rumah baru umumnya adalah untuk upgrading rumah utama (28%), rumah baru untuk liburan (21%), dan pindah permanen ke negara lain (19%).
Sedangkan lima jenis investasi di luar properti yang dianggap menarik oleh UHNWI, tertinggi adalah jam tangan, kemudian karya seni, perhiasan, anggur, dan mobil klasik.
Baca Juga: China mengalami peningkatan jumlah orang super kaya tercepat di dunia pada 2020
Secara umum, hampir semua UHNWI juga sangat tertarik berinvestasi untuk pencegahan penyakit. Mereka juga menyatakan tiga hal besar yang menjadi kekhawatiran dan memberikan dampak terhadap asetnya pada 2021 ini adalah disrupsi karena pandemi (82%), kebijakan pemerintah (46%), dan kondisi geopolitik (44%).
"Sementara itu, tiga hal besar yang paling menarik dan dinilai dapat memengaruhi aset mereka adalah kesempatan investasi baru di tengah pandemi (89%), disrupsi teknologi sebagai kesempatan baru (44%), dan kebijakan pemerintah (31%)," tuntas Willson.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Crazy Rich Indonesia Melonjak 67 Persen, Paling Banyak Belanja Properti"
Penulis : Hilda B Alexander
Editor : Hilda B Alexander
Selanjutnya: Kunci kesuksesan Warren Buffett: Menjadi orang bodoh
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News