Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Amailia Putri
JAKARTA. PT XL Axiata Tbk tengah mencari mitra usaha untuk menggemukkan bisnis layanan digital. Perusahaan itu menilai, bisnis layanan digital memiliki prospek yang bagus meski penetrasi di dalam negeri masih sangat minim. Operator telekomunikasi berkode saham EXCL ini menyiapkan strategi untuk mendongkrak kinerja dalam jangka menengah panjang.
Hasnul Suhaimi, Direktur Utama XL mengatakan, kini layanan suara (voice) dan pesan singkat (SMS) sudah mencapai titik jenuh. Artinya, XL Axiata akan kesulitan jika mengharapkan pundi-pundi lebih banyak dari sektor ini. Meski begitu, ia menilai, layanan data masih tumbuh. Karena itu, XL masih mengandalkan segmen layanan data untuk meningkatkan pendapatan. Tapi, lantaran semua operator bermain di ranah yang sama, pertumbuhan layanan data diperkirakan akan bergerak cepat. Buntutnya, bisnis data pun suatu saat akan jenuh.
Nah, untuk mengantisipasi hal itu, XL mulai mengembangkan bisnis layanan digital. Dengan demikian, ketika bisnis data sudah mature, anak usaha Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd ini sudah punya bantalan untuk tetap tumbuh. "Kami khawatir, jika tidak mulai sekarang, kami akan ketinggalan," ujar Hasnul kepada KONTAN, beberapa waktu lalu.
Saat ini, lanjut Hasnul, XL Axiata sedang mencari mitra usaha untuk pengembangan layanan digital. XL Axiata telah berbicara kepada beberapa pihak penyedia layanan konten. Sayangnya, Hasnul belum mau mengatakan identitas calon mitranya itu. Ia hanya bilang, mitra tersebut akan berperan sebagai penyedia layanan digital, sedangkan XL akan menyediakan jaringannya.
Manajemen XL Axiata optimistis, pasar layanan digital akan tumbuh seiring jasa toko maya (online shop) menjamur. Hasnul bilang, porsi transaksi e-commerce di Indonesia masih sangat minim, yaitu masih di bawah 1% dari total transaksi jual beli. Sedangkan di Korea Selatan, angkanya sudah mencapai 10% hingga 11%. Hasnul memperkirakan, butuh waktu sekitar tiga tahun hingga lima tahun untuk membesarkan bisnis ini.
Hasnul juga belum bisa memperkirakan, berapa besarnya dana yang dibutuhkan untuk mengembangkan layanan digital ini. "Nanti kalau sudah dapat partner baru bisa dirinci," katanya.
Tahun ini, XL Axiata menganggarkan dana belanja modal (capex) sekitar Rp 7 triliun hingga Rp 8 triliun. Jika dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 10,2 triliun, alokasi capex XL tahun ini jauh lebih kecil. Mayoritas atau sekitar 80% belanja modal itu akan dialokasikan untuk optimalisasi base transceiver station (BTS), microwave, dan pengembangan bisnis fiber optic. Sementara, sisanya akan digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan.
Tahun ini, manajemen menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 9% dari tahun lalu. Sepanjang 2012, pendapatan EXCL tercatat sebesar Rp 20,96 triliun. Adapun perolehan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan apresiasi (EBITDA) naik sebesar 1,23% menjadi Rp 9,8 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News