Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini
KONTAN.CO.ID - XLSMART Tower cukup ramai pada Senin siang, (19/5/2025). Terlihat karyawan menggunakan lanyard dan kartu identitas berlogo XLSMART masuk ke dalam gedung setelah jam makan siang usai. Ada yang membawa kopi, makanan, atau sibuk melihat gawai.
Di lantai 36, sudah ada 20 orang lebih duduk di depan panggung kecil. Bersiap untuk mengikuti focus group discussion (FGD) antar karyawan XLSMART. Setelah mendengar instruksi, mereka kemudian dipecah menjadi beberapa kelompok. Raut muka serius tampak dari wajah. Mendengar materi dari para tutor dan pemimpin FDG.
“Kalau lihat ke ruangan sana. Ada semacam pelatihan Training of Trainer (ToT). Kita menyebutnya sebagai living the identity,” ujar Direktur & Chief People Officer XLSMART, Jeremiah Ratadhi secara eksklusif kepada Tim Kontan pada Senin, 19 Mei 2025.
Setelah resmi menjadi XLSMART, gabungan antara XL dan Smartfren, perusahaan juga memfokuskan pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki pemikiran terbuka dan inovatif. Cara tersebut dilakukan agar SDM XLSMART tetap adaptif dengan perkembangan zaman.
Di sisi lain, pengintegrasian karyawan XLSMART juga tidak mudah. Total ada sekitar tiga ribuan karyawan yang dimiliki XLSMART. Perusahaan melihat ini sebagai tantangan dan keuntungan.
Akan tetapi, Jeremiah memandang keduanya sebagai potensi SDM yang luar biasa di masa depan karena menggabungkan dua core value perusahaan yang berbeda. Smartfren yang terkenal dengan bisnis keluarga yang kuat dan XL yang memiliki tata kelola perusahaan yang terstruktur.
Untuk itu, butuh pengenalan budaya kerja baru agar visi XLSMART sebagai Best Place to Work tercapai. Bahkan, beberapa bulan sebelum XLSMART diresmikan, perusahaan telah memberikan bermacam workshop dan bonding agar kolaborasi karyawan tetap padu.
“Yang perlu disatukan adalah heart, mind, dan muscle. Menguatkan core value, key behaviours, way of working, dan strategi bisnis. Konsep tersebut XLSMART terapkan untuk memperkuat SDM,” sambung Jeremiah.
XLSMART tidak hanya melihat pengenalan ini untuk kepentingan perusahaan, tetapi juga komitmen dalam memenuhi kepuasan pelanggan setia. Karena, menurut Jeremiah, kepuasan pelanggan harus beriringan dengan budaya kerja karyawan.
Pimpinan perusahaan pun tidak lepas dari pelatihan ini. Terlebih Board of Directors (BOD) XLSMART ditempati oleh pimpinan yang memiliki perbedaan latar belakang negara dan perusahaan.
Jeremiah menilai, para Board of Director (BOD) perlu mendapat pelatihan agar siap memimpin perubahan. Terlebih, dengan semakin dinamisnya industri telekomunikasi, BOD dituntut mengambil keputusan yang tepat agar bisnis perusahaan tetap tumbuh tanpa mengesampingkan ide dari karyawan.
Oleh karena itu, XLSMART turut memberikan pelatihan communication skill agar BOD dapat menerima saran dan ide dari karyawan. Ide, yang berdasarkan fakta dan data, patut dipertimbangkan untuk inovasi bisnis perusahaan.
Sebagai perusahaan terbuka, XLSMART juga sering mendapat saran dan masukan dari stakeholder maupun shareholder. Agar tidak terbentur kepentingan tertentu, BOD berkomitmen menerapkan tujuan kerja utama bernama XLSMART first untuk menyatukan keputusan BOD.
“Ini bukan cuma gimmick atau basa basi. XLSMART mempertimbangkan logic daripada hierarki. Artinya, ide yang berdasarkan data dan fakta harus diterima. Bukan Asal Bapak Senang (ABS). Meskipun datangnya dari posisi jabatan paling bawah, mereka yang tahu kondisi lapangan. Kita harus dengar ide mereka juga,” jelas Jeremiah.
Selanjutnya: Pemerintah Targetkan Pengujian Perangkat Telekomunikasi di Dalam Negeri pada 2026
Menarik Dibaca: Cara Mengobati Asam Urat dengan Terapi Fisik, Pilihan Terbaik Redakan Nyeri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News