Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyoroti beberapa hal terkait upaya pemerintah menurunkan tiket pesawat.
Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan, penurunan harga tiket di waktu tertentu merupakan gimmick marketing saja. "Tanpa diminta pun, pihak maskapai akan menurunkan tarif tiketnya pada jam dan hari non peak session tersebut," katanya melalui keterangan pers, Selasa (2/7).
Agar penurunan tiket bisa lebih signifikan, Tulus mengatakan pemerintah musti mengambil peran lebih. Salah satunya mengurangi komponen biaya maskapai melalui penghapusan pajak.
Mengingat industri maskapai kini juga berupaya mempertahankan bisnisnya, maka kondisi ini disebut Tulus sebagai 'bagi-bagi beban'. "Pemerintah harus menghapus PPN tiket sebesar 10%, dan PPN avtur sebesar 10% juga. di banyak negara tidak ada PPN tiket dan avtur," ujar Tulus.
Tulus menambahkan, upaya pemerintah musti tepat untuk menurunkan harga tiket tetapi juga memperhatikan kondisi keuangan maskapai. Jika industri tersebut penumpang maka yang diuntungkan adalah penumpang juga. Sebaliknya, jika maskapai rugi maka penumpang bakal dirugikan ke depannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News