kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peringatan Kemenhub: Maskapai harus waspadai cuaca ekstrim saat libur Imlek


Kamis, 15 Februari 2018 / 12:54 WIB
Peringatan Kemenhub: Maskapai harus waspadai cuaca ekstrim saat libur Imlek
ILUSTRASI. BMKG - ilustrasi ramalan cuaca - siklon Cempaka


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bulan Februari tahun ini diprediksi menjadi puncak musim hujan dengan curah hujan tinggi disertai dengan perubahan cuaca ekstrim. Berkaitan dengan hal tersebut, Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso mengingatkan kembali pada para stakeholder transportasi udara untuk selalu waspada demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terkait keselamatan penerbangan.

"Februari merupakan puncak musim hujan di mana mayoritas wilayah Indonesia akan diguyur hujan yang cukup lebat dan biasanya disertai perubahan cuaca yang ekstrim. Terlebih lagi, ada libur panjang untuk merayakan Imlek sehingga akan banyak penerbangan tambahan. Untuk itu saya ingatkan stakeholder penerbangan untuk waspada menjaga keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan," ujar Agus dalam keterangan resminya, Kamis (15/2).

Agus meminta stakeholder penerbangan untuk mematuhi Surat Edaran Keselamatan bernomor SE 16 tahun 2017 yang ditujukan kepada seluruh maskapai penerbangan, penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan, penyelenggara bandar udara, otoritas bandar udara dan penyedia layanan informasi meteorologi penerbangan.

Kepada semua maskapai penerbangan pemegang AOC 121, 135, OC 91 dan PSC 141, Agus memerintahkan untuk menekankan kepada pilot in command (PIC) untuk memastikan pemenuhan kriteria stabilize approach pada saat melakukan proses pendaratan dan segera melakukan go around apabila kriteria tersebut tidak dapat dipenuhi (unstabilize approach).

Kemudian, PIC harus memastian pemenuhan terhadap MEL Category mengacu pada CASR 121.628 dan 135.157 terkait inoperable instruments and equipments sebelum melakukan penerbangan.

Agus meminta dilakukan review standard operational procedures (SOP) untuk Adverse Weather Operation khususnya take off, approach dan landing limitation. Lalu, PIC juga harus memastikan tercukupnya panjang landasan terutama dalam kondisi di mana terdapat genangan air (standing water/ wet runway) yang dapat mempengaruhi efektifitas pengereman.

Selain itu, stakeholder penerbangan juga diperintahkan untuk memastikan flight dispatcher/ flight crew memperoleh data meteorologi terbaru dalam menyiapkan flight plan, menyarankan PIC untuk melakukan asessment terhadap kondisi cuaca sebelum take off guna menghindari kemungkinan masuk ke dalam cuaca buruk. Sebaliknya, PIC harusmenyampaikan inflight/ post flight weather observation kepada unit pelayanan navigasi penerbangan.

“Setiap pergantian tahun itu, kita mengalami hal berbeda namun saling berkaitan yaitu cuaca ekstrim karena merupakan puncak musim hujan. Di sisi lain, kita juga mengalami peak season karena ada liburan imlek dimana akan ada peningkatan operasional penerbangan dan peningkatan jumlah penumpang. Untuk itu kita harus tetap waspada dan tetap mengutamakan keselamatan dan keamanan,” ujar Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×