kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLN: Tarif listrik industri bisa turun mulai 2020


Senin, 19 Desember 2016 / 19:38 WIB
PLN: Tarif listrik industri bisa turun mulai 2020


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Tarif listrik untuk industri diperkirakan baru bisa turun mulai tahun 2020. Direktur Utama PT PLN, Sofyan Basyir mengatakan, penurunan akan terjadi jika pembangunan infrastruktur PLN berjalan sesuai target, termasuk megaproyek 35.000 MW. 

Dari 35.000 MW, PLN mengambil bagian pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW. Untuk menyerap seluruh kapasitas, PLN akan menurunkan tarif listrik bagi industri ke level Rp 800 per kwh. Apalagi jika pembangkit tersebut berdampak terhadap pendapatan, peluang penurunan tarif listrik untuk industri sangat terbuka.

"Kami bermimpi, tahun 2019 setelah pembangkit kami 20.000 MW - 25.000 MW selesai, maka tarif untuk industri akan kami coba turunkan karena kami ingin daya saing industri dan terserap ke industri. Mungkin tahun 2020 hingga 2026 dengab harga Rp 800 - Rp 900 sehingga para investor akan yakin untuk membangun," ujar Sofyan di Jakarta, pada saat penandatanganan Perjanjian Kredit Sindikasi PLN senilai Rp 12 triliun, Senin (19/12).

Pembangunan infrastruktur listrik ini tak mudah. PLN juga harus membangun transmisi untuk penunjang proyek pembangkit tersebut. Dia mengatakan, perusahaan tengah membangun transmisi dengan panjang 46.000 Km dari mulai 500 Kv hingga 20 Kv untuk penyaluran ke seluruh Indonesia termasuk desa-desa terpencil. Bila ini semua lancar, sangat terbuka ada penyesuaian tarif, salah satunya bagi industri.

"Kami ingin sedikit menggambarkan, memang program 35.000 Mw ini untuk jangka waktu 2015 hingga 2019 yang terpenting bukan hanya pemabngunan pembangkitnya apakah PLTU, PLTG, PLTMG, PLTA dan lainnya tetapi huga dukungan transmisi dan gardu induk," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×