kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ABM incar potensi kenaikan kebutuhan batubara


Jumat, 07 Juli 2017 / 13:29 WIB
ABM incar potensi kenaikan kebutuhan batubara


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Pasar batubara sampai 10 tahun ke depan diprediksi akan meningkat hingga dua kali lipat dibandingkan saat ini. Untuk pasar domestik saja, dengan semakin berkembangnya proyek PLTU diprediksi pada 10 tahun mendatang membutuhkan 160 juta-170 juta ton batubara.

Adrian Erlangga, Direktur Keuangan PT ABM Investama Tbk (ABMM) rupanya mencermati betul potensi kenaikan permintaan tersebut. Ia saat ini tengah menyiapkan dana untuk melakukan akuisisi tambang baru untuk menambah jumlah cadangan saat ini yang mencapai 300 juta ton. Menurutnya, pasar Tiongkok, India, Asia Tenggara dan Domestik terus akan meningkat hingga 10 tahun ke depan.

Memang terkait bauran energi, penggunaan batubara persentasenya akan menurun dari 60% menjadi 50%-55%. Namun hal itu bukan disebabkan berkurangnya permintaan atau pengembangan PLTU, melainkan karena di dunia saat ini sudah banyak pengembangan pembangkit energi baru terbarukan (EBT). Adrian justru menyoroti peningkatan demand batubara dunia, karena saat ini PLTU merupakan desain pembangkit yang termurah.

"Pengguna batubara terbesar di dunia itu Tiongkok dan Amerika Serikat. Tiongkok yang jadi target pasar kami akan meningkatkan kebutuhan batubaranya seiring banyaknya pembangkit baru," papar Adrian di Jakarta, Jumat (7/7).

Selain Tiongkok, ABM Investama juga melirik pasar India, Asia Tenggara dan Tiongkok. Apalagi batubara Indonesia saat ini diuntungkan dengan letak geografis yang lebih dekat dengan pasar tujuan sehingga secara biaya logistik akan lebih murah dibandingkan batubara dari Australia.

Apalagi saat ini bukan cuma Indonesia saja yang giat melakukan pembangunan infrastruktur listrik. "India juga akan meningkatkan kebutuhan impor batubara 40 juta-50 juta ton ke depan. Pasar batubara di regional juga Asia Tenggara, yang besar itu Myanmar, Vietnam, Laos, Kamboja dan Malaysia," lanjutnya.

Vietnam contohnya, akan meningkatkan permintaan sebanyak 40 juta ton dalam 10 tahun ke depan. Jumlah tersebut tentu akan menjadi potensi pasar baru untuk menggantikan pasar Jepang dan Taiwan yang saat ini permintaannya masih flat. Diversifikasi pasar tujuan akan menjadi strategi ABM, selain juga terus menurunkan ongkos produksi.

"Kami terus lihat peluangnya, dengan menurunkan biaya produksi tentunya kami masih punya peluang," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×