kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Amonium nitrat impor membanjiri pasar lokal


Senin, 09 Juli 2018 / 12:57 WIB
Amonium nitrat impor membanjiri pasar lokal
ILUSTRASI. Bahan peledak Kaltim Nitrate Indonesia


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - BONTANG. Serbuan produk amonium nitrat (AN) impor masih menjadi keluhan produsen dalam negeri. Pasalnya, tanpa impor, kebutuhan dalam negeri bisa terpenuhi oleh produksi lokal.

Direktur Utama PT Kaltim Nitrate Indonesia, Mei Suryawan, mengatakan, saban tahun kebutuhan AN dalam negeri mencapai 400.000 ton. Produk AN impor mencuil kebutuhan pasar itu hingga 90.000 ton AN. Alhasil, pasar AN lokal saat ini kelebihan pasokan 100.000 ton.

Padahal, pelaku industri AN dalam negeri mumpuni untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut. Bahkan hanya dengan mengandalkan tiga produsen, misalnya. Taruhlah Kaltime Nitrate dengan kemampuan produksi 300.000 ton, PT Multi Nitrotama Kimia 150.000 ton dan PT Black Bear Resources Indonesia sebesar 60.000 ton. Total kopral produksi ketiga perusahaan itu sudah mencapai 510.000 ton.

Namun kenyataannya, pelaku industri AN dalam negeri hampir tak bisa berkutik menghadapi pilihan pasar terhadap produk AN impor yang berharga lebih miring. "Kami mengharapkan pemerintah menahan produk impor yang sampai saat ini masih tidak dikenai bea masuk sama sekali, terutama juga untuk menghadapi praktik dagang tidak wajar produsen luar negeri," tutur Mei di Bontang, Kalimantan Timur, Sabtu (7/7).

Selama ini, komposisi penjualan Kaltim Nitrate terdiri dari 70% pasar domestik dan 30% pasar mancanegara. Tujuan ekspor mereka adalah Malaysia, Filipina, Papua Nugini, India dan Australia.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto tak menutup mata dengan kondisi serbuan produk AN impor tersebut. "Untuk jangka pendek, akan dibatasi impornya, seperti amonium nitrat karena produksi dalam negeri sudah banyak," janji Airlangga, dalam kunjungan kerja ke Kaltim Industrial Estate di Bontang, Sabtu (7/7) lalu.

Kementerian Perindustrian (Kemperin) menilai, AN sebagai bagian dari industri kimia merupakan produk potensial Indonesia. Tahun lalu, industri kimia nasional tumbuh 3,48% dengan penambahan investasi Rp 42,2 triliun.

Selain impor, Kemperin mengakui tantangan lain pelaku industri adalah harga gas alam. Andaikata harga gas kompetitif, industri nasional bisa lebih berdaya saing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×