kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bulog sulit serap beras, pengamat sarankan pemerintah ubah HPP


Rabu, 21 Maret 2018 / 11:32 WIB
Bulog sulit serap beras, pengamat sarankan pemerintah ubah HPP
Bustanul Arifin saat diskusi Perberasan Nasional


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga gabah masih bertahan di level tinggi. Saat ini harga gabah berkisar Rp 4.200-Rp 5.000 per kilogram (kg) Harga tersebut di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang sebesar Rp 3.700 per kg.

Tingginya harga gabah menyebabkan masalah seperti Bulog tidak mampu menyerap beras. 

Melihat kondisi ini, Pengamat pertanian Bustanul Arifin menyarankan supaya pemerintah menaikkan HPP. “Harga dalam setahun ini tidak pernah menyentuh Rp 3.700 per kg atau di bawahnya. Sekalinya kualitas jelek pun dibeli Rp 3.700-Rp 3.800 per kg. Nampaknya, memang harus direvisi,” ujar Bustanul usai memberikan pidato dalam acara Institusi Peradaban, Selasa (20/3).

Saat ini, pemerintah telah memberikan fleksibilitas harga pembelian pada Bulog dalam menyerap beras. Namun, Bustanul menduga hal tersebutlah yang mendorong harga beras semakin tinggi.

Bustanul menilai, panen yang terjadi saat ini belum tentu bisa menurunkan harga gabah. Dia bilang, bila panen terjadi secara serantak atau panen raya maka harga mungkin akan mereda. 

Namun, menurutnya harga tidak akan kembali ke Rp 3.700 per kg.

Akibat tingginya harga gabah tersebut, harga di tingkat konsumen pun tidak bisa sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET). 

Terkait peraturan tentang HET ini, Bustanulmenilai pemerintah harus menetapkan aturan yang setara dengan Inpres. “Perlu inpres integrasi. Masa yng HET basisnya permendag, dan satunya (HPP) Inpres. Ya setaralah. Kalau setara kredibilitasnya lebih tinggi,” ujar Bustanul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×