Reporter: Abdul Basith | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani cenderung turun. Namun, harga tersebut masih belum mencapai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan (Kemdag).
"Harga gabah turun tapi belum mencapai harga tahun lalu masih di atas HET," ujar Enggartiasto Lukita, Menteri Perdagangan (Mendag) usai menghadiri perayaan ulang tahun ke-50 Persatuan Pengusaha Penggilingan Beras dan Padi (Perpadi) di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Senin (19/2).
Harga gabah yang masih tinggi disebabkan masih belum banyaknya panen. Meski panen terdapat di beberapa daerah, tetapi belum dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan nasional.
Pemerintah juga menaikkan fleksibilitas Harga Pembelian pemerintah (HPP) bagi Perum Bulog. HPP Bulog akan ditambah dengan fleksibilitas 20%.
Meski begitu, fleksibilitas dinilai belum efektif mengerek penyerapan Bulog. "Penyerapan Bulog tergantung suplai walaupun dinaikkan 20% ternyata juga belum banyak," terang Enggar.
Harga panen saat ini berbeda di setiap daerah sentra produksi. Ketua Perpadi, Sutarto Alimoeso bilang harga GKP di Jawa Barat mencapai Rp 5.100 per kilogram (kg) - Rp 5.200 per kg.
Masih tingginya harga GKP juga dikarenakan gabah yang dijual saat ini merupakan gabah yang dipanen pada tahun 2017.
Pasalnya saat ini musim penghujan, petani masih mengeringkan hasil panennya. "Sekarang musim penghujan jangan berpikir beras yang beredar saat ini harga sekarang, ini harga tahun lalu," jelas Sutarto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News