Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. PT Amarta Development meluncurkan aplikasi bernama CargoCentrals. Aplikasi tersebut merupakan platform untuk jasa kargo.
Aplikasi ini terhitung belum lama hadir. Perusahaan mulai mengaplikasikannya pada pertengahan tahun 2016. Sementara, peluncurannya secara resmi dilakukan Rabu (26/10).
CEO PT Amarta Development Herry Dwijaya mengatakan saat ini aplikasi tersebut sudah melayani kargo maskapai dari 10 bandar udara (bandara). Diantaranya Bandara di Jakarta, Bandung, Surabaya, Balikpapan, Makassar, Bali, Pekanbaru, Medan, Manado, dan Jogjakarta.
”Ke depan kami menargetkan bisa melayani 34 bandara di Indonesia,” kata Herry di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Rabu (26/10).
Biasanya kargo yang dilayani meliputi barang-barang industri, e-commerce, manufaktur, dan barang lainnya. Perusahaan klaim sejak dioperasikan selama 4 bulan, CargoCentral mencatat ada 1.446 total transaksi, 424 shipper, 373 own sales, dan 51 agen member. ”Harga kami tetapkan terbuka, dan bersaing,” imbuhnya.
Sistem kerja CargoCentrals meliputi pelayanan jasa kargo pada umumnya. Hanya saja, kali ini dibantu dengan sistem online. Biasanya, jasa kargo yang dilayani oleh agensi pesawat kemudian dikirim ke tujuan.
Dengan sistem kargo, maka batas minimum pengiriman barang 10 kg. Kini CargoCentrals memiliki 13 drop point di Jakarta.
Dengan aplikasi ini, maka pengirim bisa memilih layanan kargo pesawat mana yang memiliki tarif kompetitif dan melakukan pemesanan tempat. Aplikasi tersebut bisa diunduh di playstore dan app store. ”Jadi tak ada calo lagi yang memperbesar biaya logisitik, di aplikasi ini semua transparan,” tambahnya.
Selain menggunakan pesawat, nantinya juga dikembangkan sistem kargo kapal laut. Oleh sebab itu, Amarta akan bermitra dengan penyedia jasa layanan kargo kapal.
Amarta juga membidik pasar internasional. Rencananya, CargoCentral juga akan membidik Srilangka Airlines, China Airlines, Air Asia, dan penerbangan di kawasan Asia lainnya. ”Kami harap, tahun 2017 sudah bisa operasional,” ungkapnya.
Target kami pada 2016 dapat memenuhi 2% dari total volume kargo di Indonesia. Sementara itu, pada tahun berikutnya, Amarta membidik mampu mengelola 10% dari total volume kargo yang ada. ”Menurut saya ini sudah cukup besar, pada 2015 saja totalnya mencapai 210 juta kilo,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News