kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Digitalisasi pembangkit bisa hemat US$ 10 miliar


Kamis, 20 Juli 2017 / 11:25 WIB
Digitalisasi pembangkit bisa hemat US$ 10 miliar


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Teknologi terus berkembang dan semakin maju sehingga membuat efisiensi bisa diraih semakin besar. Salah satu caranya lewat teknologi digital yang tengah berkembang saat ini.

Lewat teknologi digital, analisis ekosistem energi General Electric (GE) menunjukkan Indonesia dapat menghemat triliunan rupiah. Selain itu, juga bisa sekaligus mengurangi emisi karbon secara signifikan.

Efisiensi tersebut bisa didapat jika Indonesia memaksimalkan efisiensi aset pembangkit listrik, baik yang dimiliki negara saat ini maupun aset yang baru.

Menurut penelitian GE, jika pembangkit listrik di-upgrade, maka penghematan bisa mencapai lebih dari US$ 5 miliar. Jika pengoptimalan pembangkit listrik yang dikelola secara digital, maka dapat menghemat biaya lebih besar lagi hingga mencapai US$ 10 miliar dalam siklus produksi listrik, transmisi dan distribusi aset di Indonesia.

Jika diterapkan maksimal, hal ini juga mengurangi emisi karbon lebih dari 80 juta ton per tahun.

Handry Satriago, CEO GE Indonesia, menyebut kemampuan Indonesia untuk tumbuh baik secara ekonomi maupun sosial, bergantung kepada ketersediaan listrik. Sementara memproduksi listrik tergantung kepada kemampuan pembiayaan, menjamin ketersediaannya terus-menerus dan keamanannya.

Di sisi lain, industri energi Indonesia sedang mengalami transformasi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang memerlukan pemahaman luas mengenai lanskap energi yang terus berubah.

Berbagai perubahan ini didorong oleh perkembangan teknologi, keprihatinan yang meningkat terhadap dampak lingkungan, perilaku konsumen yang selalu berubah, kebijakan-kebijakan baru, naik-turunnya ketersediaan dan harga bahan bakar, serta keterbatasan sumber daya.

“Inilah alasan kami menyelenggarakan konferensi ‘Powering Indonesia”, di mana seluruh pemangku kepentingan dapat mengetahui tantangan-tantangan utama yang harus dihadapi oleh pelaku industri kelistrikan,” ujar Handry dalam pembukaan seminar "Powering Indonesia 2017", Rabu (19/7) kemarin.

Melalui konferensi ini, lanjut Handry, aspirasi dapat bertemu dengan upaya-upaya nyata untuk mengatasi beragam tantangan dan pada akhirnya membangun sebuah ekosistem energi yang secara khusus dapat memenuhi kebutuhan Indonesia.

Penerapan teknologi digital terbaru ini juga untuk meningkatkan dan mengoptimalkan aset-aset dan jaringan listrik Indonesia yang dipadukan dengan turbin gas yang paling efisien, teknologi batu bara yang ultra-super critical serta pengembangan pembangkit listrik.

Selain itu, transmisi dan jaringan distribusi yang ada saat ini diharapkan dapat menghadirkan penghematan biaya yang signifikan bagi negara. Sekaligus mengurangi emisi karbon untuk mencapai tujuan utama yaitu efisiensi, keandalan serta keberlanjutan energi.

Sehubungan dengan hal ini, GE memperkenalkan ekosistem energi sebagai pilar utama konferensi tersebut. Ekosistem energi GE merupakan sistem yang menghubungkan teknologi industrial dan teknologi digital guna mendukung seluruh rantai pasok listrik, mulai dari produksi dan distribusi hingga konsumsi listrik.

Inisiatif ini dirancang untuk menghadirkan solusi yang lebih terjangkau, andal dan berkelanjutan untuk produksi, distribusi dan konsumsi listrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×