kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Genjot produksi, PTPN III remajakan tanaman karet


Senin, 04 Februari 2013 / 09:29 WIB
Genjot produksi, PTPN III remajakan tanaman karet
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/9/2021). IHSG ditutup pada level 6.094,87 atau naik 26,65 poin (0,44 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level 6.068,21 seiring dengan kenaikan bursa regional. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III menargetkan peremajaan tanaman karet hingga seluas 5.000 hektare pada tahun ini.

Komisaris PTPN III Achmad Manggabarani menjelaskan, target peremajaan karet tahun ini meningkat 2.700 hektare atau 117,39% dibandingkan tahun lalu. Sepanjang 2011, PTPN III meremajakan tanaman karet di atas lahan seluas 2.300 ha.

"Setiap tahun, kami meremajakan tanaman karet antara 5% hingga 10% dari total lahan tertanam," kata Achmad, pada Kamis (31/1) pekan lalu.

PTPN III perlu meremajakan tanaman karet demi meningkatkan produktivitas sadapan karet. Saat ini, total luas areal tanaman karet milik PTPN III
mencapai 40.000 ha. Dengan produktivitas tanaman karet mencapai 1,5 ton per ha, manajemen PTPN III mengharapkan produksi karet perusahaan ini bisa mencapai 60.000 ton pada 2013.

"Kenaikan produksi karet tidak banyak dibandingkan realisasi tahun lalu. Sebab, tidak ada penambahan areal baru," ungkap Achmad. Maka itu,
perusahaan perkebunan pelat merah ini menggenjot peremajaan tanaman agar produksi karet meningkat.

Rismansyah Danasaputra, Direktur Tanaman Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, menambahkan, pemerintah sedang
merancang program gerakan nasional perluasan perkebunan karet rakyat seluas 350.000 ha.

Pemerintah mengharapkan, gerakan nasional ini bisa meningkatkan kesejahteraan para petani. Sebab, produktivitas karet akan menjadi lebih baik, sehingga petani memperoleh pendapatan yang lebih besar. “Dampaknya, pendapatan petani lebih besar setelah lima hingga enam tahun kemudian, karena produktivitas naik," tutur dia.

Kebun karet yang diremajakan baru mulai menghasilkan lateks pada lima hingga enam tahun kemudian. Tapi, peremajaan kebun karet rakyat ini akan dilakukan bertahap, sehingga petani masih tetap memperoleh penghasilan sekaligus menepis kecemasan pendapatan menurun.

Produktivitas karet rakyat pada tahun lalu hanya 0,9 ton per ha. Pencapaian ini lebih rendah dibandingkan produktivitas perkebunan milik negara yang mencapai 1,3 ton per ha dan perkebunan swasta yang mencapai 1,6 ton per ha.

Kementerian Pertanian mencatat, luas kebun karet di Indonesia pada 2011 mencapai 3,45 juta ha, terdiri dari kebun rakyat seluas 2,93 juta ha (85%), kebun milik negara 240.000 ha (7%), serta kebun swasta 284.000 ha (8%).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×