Reporter: Handoyo | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Tiga negara produsen karet terbesar di dunia yaitu Thailand, Indonesia dan Malaysia siap memulai pembahasan terkait rencana membentuk bursa regional karet. Tiga negara yang tergabung dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC) ini ingin harga karet global bergerak stabil dan berkualitas.
Pertemuan ketiga negara akan berlangsung di Thailand pada medio Februari tahun ini. "Kita menyamakan persepsi. Tim teknis akan bertemu di bulan Februari," kata Syahrul R Sempurnajaya, Ketua Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).
Dengan kehadiran bursa regional, tiga negara produsen karet ini berharap suplai dan kebutuhan karet dunia lebih terkontrol. Selain itu, pemantauan atas realisasi ekspor karet dari setiap negara dapat dilakukan secara transparan.
Menurut Syahrul, pelaksanaan perdagangan karet secara teknis akan dilakukan oleh negara produsen karet dengan standar mutu masing-masing. Namun implementasinya dilakukan pada waktu yang bersamaan secara on line.
Syahrul bilang, dari ketiga negara anggota ITRC, Indonesia dan Malaysia yang paling siap melaksanakan kebijakan tersebut. Sedangkan Thailand masih mempertimbangkan pasar penjualan fisik.
Meski rencana bursa regional ini terus disuarakan dan masih digodok, Syahrul optimistis pada akhir tahun ini bursa karet regional dapat terwujud. "Kami mengharapkan akhir tahun ini dapat diimplementasikan," ujar dia.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan pembentukan pasar karet regional adalah salah satu upaya untuk mengatasi gejolak harga dan memperkuat posisi negara-negara produsen karet alam.
Seperti diketahui, selama ini Thailand, Indonesia dan Malaysia menguasai sekitar 70% produksi karet dunia. Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo), produksi karet dunia pada 2011 lalu mencapai sekitar 10,97 juta ton. Jumlah ini meningkat 6,6% dibandingkan realisasi produksi 2010 yang mencapai sekitar 10,29 juta ton.
Menurut Asril Sutan Amir, Penasehat Utama Gapkindo, pada 2012 lalu, ekspor karet Indonesia diproyeksikan maksimal hanya 2,4 juta ton. Jumlah tersebut lebih rendah daripada realisasi ekspor sepanjang 2011 yang mencapai 2,5 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News