kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

HM Sampoerna mengurangi jejak karbon


Selasa, 18 Juni 2019 / 22:38 WIB
HM Sampoerna mengurangi jejak karbon


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) berupaya mengurangi jejak karbon yang ditinggalkan oleh rantai distribusi bisnisnya. Upaya tersebut mulai membuahkan hasil.

Salah satu upaya Sampoerna dalam hal ini adalah pengembangan peta jalan global terkait armada kendaraan yang berkelanjutan. Sampoerna berupaya untuk terus mengurangi dampak lingkungan yang dihasilkan dari operasi dan rantai pasokannya.

Pada 2018, penggunaan angkutan truk turun 11%. Sebagai gantinya, Sampoerna menggunakan angkutan kapal laut, naik 7%, dan kereta api, naik 4%. Dengan demikian, perusahaan berhasil mengurangi produksi karbon sebesar 8,9%. Pencapaian ini pula yang membuat perusahaan menyabet penghargaan Asia Responsible Enterprise Award 2019 untuk kategori Green Leadership Award di Taipei belum lama ini.

Sampoerna keluar sebagai pemenang di antara sekitar 200 peserta yang berasal dari 16 negara di Asia, termasuk Singapura, Malaysia, Taiwan, Tiongkok, Filipina, dan Taiwan. "Kami akan terus melanjutkan inisiatif ini, dan di saat yang bersamaan, berupaya mencari peluang-peluang baru untuk lebih mengurangi jejak karbon aktivitas usaha kami," ujar Ervin Laurence Pakpahan, Head of Stakeholders Regional Relations & CSR Sampoerna dalam siaran pers, Selasa (18/6).

Ervin juga mengatakan, Sampoerna terbuka akan peluang kerja sama dengan berbagai institusi dalam upaya mengurangi jejak karbon usahanya. "Mengurangi jejak karbon di lingkungan adalah salah satu pilar strategi berkelanjutan Sampoerna kata Ervin.

Sementara, Presiden of Enterprise Asia Dato' William Ng berharap, penghargaan ini dapat membuat Sampoerna dan para pemenang lainnya semakin termotivasi dalam mengembangkan upaya-upaya berkelanjutan.

"Ketika upaya berkelanjutan dan perubahan sosial telah menjadi bagian dari DNA perusahaan, maka hal ini tak lagi sekedar urusan untung dan rugi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×