kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,01   -11,51   -1.23%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri garam pilih tunggu garam impor


Selasa, 15 Agustus 2017 / 11:28 WIB
Industri garam pilih tunggu garam impor


Reporter: Abdul Basith | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Setelah konsumen menjerit karena kelangkaan dan kenaikan harga garam, kini giliran petani garam yang berteriak. Jeritan para petani garam lokal terjadi setelah masuknya garam impor sebanyak 52.500 ton pada pertengahan Agustus 2017.

Garam impor itu telah memangkas harga garam lokal, sebab saat ini petani mulai memanen garam dengan rata-rata produksi 10 ton per hektare (ha). Garam impor dari Australia yang baru datang, berpotensi memukul harga garam petani, karena lebih murah.

Muhammad Hasan, Ketua Himpunan Masyarakat Petani Garam (HMPG) Jawa Timur mengatakan, belakangan harga bahan baku garam di tingkat petani berangsur turun di kisaran Rp 2.500 per kilogram (kg) dari sebelumnya Rp 3.5000-Rp 4.000 per kg.

Harga itu dikhawatirkan akan terus turun karena industri garam cenderung menunggu garam impor didistribusikan ke mereka, karena harganya dinilai lebih rendah. "Kami meminta agar PT Garam tidak langsung mendistribusikan garam impor karena bisa menganggu harga garam petani," ujar Hasan kepada KONTAN, Senin (14/8).

Hasan juga mengusulkan agar garam impor dijadikan stok nasional dan dapat digunakan ketika terjadi krisis akibat gagal produksi. Namun saat memasuki panen garam ini, ia menilai tidak tepat bila garam impor harus berkompetisi dengan garam lokal.

Hal senada juga diungkapkan Muhamad Sarli, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persaudaraan Petambak Garam Indonesia (PPGI). Menurut dia, industri ragu menyerap garam petani karena masih menunggu garam impor. Selain lebih murah, garam impor juga dinilai lebih bagus dibandingkan garam lokal.

Jika pemerintah tidak melarang pendistribusian garam impor yang sudah masuk, maka harga garam lokal akan kembali jatuh.

Namun, menurut Sukawi, Direktur UD Rizky Mandiri yang bisnisnya mengolah garam konsumsi, sekarang industri pengolahan garam seperti miliknya sudah mendapat pasokan dari petani rakyat. Walau belum pasti kapan, dia mengaku tetap menunggu pendistribusian garam impor agar memperoleh garam yang lebih murah.

Meskipun garam impor sudah masuk, Sukawi bilang, harga di pasar masih cenderung tinggi meskipun sudah turun jadi Rp 2.000 per kg. Menurut Sukawi, harga garam impor murah yakni hanya Rp 935 per kg. "Jadi kami masih menunggu kepastian pemerintah," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×