kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.907.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.212   -17,00   -0,10%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

Petani: Industri ragu serap garam lokal


Senin, 14 Agustus 2017 / 19:47 WIB
Petani: Industri ragu serap garam lokal


Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – Pelaku industri tampak ragu untuk menyerap garam rakyat. Menyusul masuknya garam impor dari Australia yang harganya relatif lebih murah dari garam lokal.

"Ada semacam keraguan dari industri cenderung menunggu garam impor," ujar Muhamad Sarli, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persaudaraan Petambak Garam Indonesia (PPGI), Jakarta, Senin (14/8).

Harga bahan baku garam konsumsi yang berasal dari petani rakyat pun saat ini sudah turun. Sarli bilang, harga bahan baku garam turun mencapai Rp 2.000 per kilogram (kg) setelah sebelumnya mencapai Rp 3.500 per kg hingga Rp 4.000 per kg.

Mengenai dampak impor bagi petani garam, Sarli menjelaskan dapat mengganggu penyerapan garam lokal. Saat ini petani garam sudah memasuki masa panen. "Saat ini tiap harinya sudah banyak mobil mengangkut hasil panen," terang Sarli.

Sebelumnya produksi garam terkendala akibat cuaca. Hal tersebut membuat harga garam melonjak tinggi dan langka di pasar. Akibat hal itu pemerintah melakukan impor sebesar 75.000 ton bahan baku garam konsumsi dari Australia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×