kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri migas masih lesu, target OKAS lebih mini


Kamis, 15 Juni 2017 / 11:09 WIB
Industri migas masih lesu, target OKAS lebih mini


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Tahun ini, PT Ancora Indonesia Resources Tbk ingin mencatatkan pendapatan minimal US$ 100 juta dan maksimal sebesar US$ 120 juta. Dari target segitu, mereka ingin mengantongi laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi alias EBITDA sebanyak US$ 8 juta-US$ 12 juta.

Patut dicatat, target pendapatan minimal Ancora Indonesia tahun 2017, lebih kecil ketimbang realisasi pendapatan tahun 2016 yakni US$ 101,33 juta. Merunut laporan keuangan dalam lima tahun ke belakang atau hingga 2012, pendapatan perusahaan ini tertinggi tercatat pada tahun 2013 yakni US$ 199,36 juta.

Ancora Indonesia tak mematok target agresif karena industri minyak dan gas (migas) dalam negeri belum bergairah. "Kami masih melihat belum terjadi peningkatan yang signifikan sampai enam bulan pertama," kata Charles D. Gobel, Presiden Direktur PT Multi Nitrotama Kimia atau yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT Ancora Indonesia Resources Tbk, Rabu (14/6).

Pada saat yang bersamaan, amonium nitrat (AN) impor bertebaran di pasar dalam negeri. Dus, Multi Nitrotama sebagai salah satu produsen, mengaku terdesak. Padahal, sebenarnya perusahaan itu masih melihat potensi peningkatan pasar AN tahun 2017 sebesar 5%-7% ketimbang tahun 2016.

Asal tahu, AN merupakan bahan baku pembuat bahan peledak. Selain AN, Multi Nitrotama memproduksi asam nitrat. Pabriknya di Cikampek, Jawa Barat dengan kapasitas produksi 140.000 ton per tahun.

Adapun Multi Nitrotama merupakan kontributor 70% pendapatan Ancora Indonesia. Sisa 30% pendapatan berasal dari anak perusahaan lain, yaitu PT Bormindo Nusantara.

Sepanjang tahun ini, Multi Nitrotama berencana memproduksi 1,6 juta-2 juta unit detonator. Target itu setara dengan proyeksi pendapatan sebesar US$ 300.000-US$ 500.000.

Selain pabrikasi AN dan asam nitrat, Ancora Indonesia berkecimpung dalam bisnis jasa pertambangan. Perusahaan berkode sama OKAS di Bursa Efek Indonesia itu misalnya, melayani jasa peledakan, pengeboran dan perawatan sumur minyak.

Tahun ini, sembilan dari 14 rig yang berada di lepas pantai, sudah tersewa. Ancora Indonesia manargetkan, tambahan satu kontrak lagi supaya total rig yang tersewa tahun ini menjadi 10 unit.

Untuk memuluskan semaua agenda bisnis 2017, Ancora Indonesia menyediakan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) US$ 1,3 juta. Mayoritas duit untuk perawatan mesin.

Capex tahun ini lebih kecil ketimbang tahun lalu US$ 1,5 juta. "Jumlahnya tahun ini berkurang karena tahun lalu ada perbaikan rig besar jadi tahun ini berkurang," terang Rolaw Samosir, Direktur Keuangan PT Ancora Indonesia Resources Tbk.

Informasi saja, mayoritas capex tahun 2016 juga untuk perawatan mesin. Perinciannya yaitu US$ 900.000 untuk Bormindo Nusantara dan US$ 600.000 untuk Multi Nitrotama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×