kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini aksi Airnav jika Gunung Agung erupsi


Selasa, 26 September 2017 / 18:57 WIB
Ini aksi Airnav jika Gunung Agung erupsi


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau lebih dikenal dengan AirNav Indonesia telah menyiapkan rencana mitigasi bila Gunung Agung mengalami erupsi.

Bahkan AirNav telah menyiapkan 10 bandara sebagai alternatif pendaratan (divert) untuk pesawat yang sedang terbang menuju Denpasar, Bali.

“Bila erupsi terjadi, maka pesawat yang akan mendarat di Bali akan dialihkan ke 10 bandara lain. Hari ini kami memanggil para General Manager di bandara-bandara tersebut ke Bali untuk melakukan rapat persiapan bila erupsi terjadi,” kata Direktur Utama AirNav Indonesia, Novie Riyanto, Selasa (26/9).

Kesepuluh bandara yang menjadi pilihan pengalihan penerbangan adalah Jakarta, Makassar, Surabaya, Balikpapan, Solo, Ambon, Manado, Praya, Kupang dan Banyuwangi. Bandara-bandara tersebut disiapkan untuk pesawat narrow body maupun wide body yang menuju Bali.

“Untuk pesawat berbadan lebar, bisa dialihkan ke Surabaya. Makassar bahkan Jakarta jika terjadi erupsi," jelasnya.

Novie menjelaskan, AirNav Indonesia memantau perkembangan Gunung Agung terus menerus. Pemanggilan 10 GM ke Bali sebagai bentuk keseriusan AirNav dalam menyiapkan rencana mitigasi bila erupsi terjadi meskipun sampai saat ini kondisi Gunung Agung belum membahayakan penerbangan.

“Kita bahkan akan melakukan berbagai rencana, termasuk dari siai waktu terjadinya erupsi. Jadi apa yang dilakukan jika erupsi itu terjadi siang dan bagaimana kalau malam. Karena berbeda situasi trafiknya," kata Novie.

Novie menyampaikan, pihaknya berkoordinasi dengan instansi lain seperti PVMBG yang selalu memantau abu vulkanik dengan mengunakan satelit Himawari. Selain itu, AirNav Indonesia juga berkoordinasi dengan sejumlah institusi seperti BMKG serta Darwin Volcanic Ash Advisory Centre, Australia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×