kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Juli, impor makanan bisa ditekan


Kamis, 26 Agustus 2010 / 07:08 WIB
Juli, impor makanan bisa ditekan


Reporter: Gloria Haraito |

JAKARTA. Setelah enam bulan terus mengalami kenaikan, impor makanan bisa ditekan pada bulan Juli 2010 lalu.

Menurut Adhi Lukman, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), sepanjang bulan Juli impor makanan mencapai US$ 21 juta. Jumlah ini menyusut 5,4% dari impor makanan pada bulan Juni 2010 yang mencapai US$ 22,29 juta. Alhasil, sepanjang Januari-Juli total impor makanan mencapai US$ 119,83 juta.

Impor makanan pada bulan Juli tersebut mencatatkan penurunan untuk yang pertama kalinya sepanjang tahun ini. "Penurunan tipis di bulan Juli disebabkan oleh Lebaran membuat produksi pangan domestik naik," kata Adhi.

Terang saja, hal ini membikin penyerapaan pangan domestik lebih banyak ketimbang impor. Gapmmi memprediksi, konsumsi sebulan sebelum Lebaran bisa meningkat 60%.

Sekedar gambaran, sepanjang semester I-2010, total produksi makanan dan minuman domestik mencapai Rp 250 triliun, tumbuh 19% dibandingkan dengan total belanja semester I-2009 yang sebesar Rp 210 triliun. Nah, sepanjang tahun ini, Gapmmi memprediksi total belanja makanan dan minuman mencapai Rp 600 triliun, atau tumbuh 11,11% dari belanja 2009 yang sebanyak Rp 540 triliun.

Gapmmi berharap, impor pangan semester II-2010 bisa ditekan seiring dengan berlakunya aturan wajib label bahasa Indonesia bagi produk pangan per 1 September mendatang. Selama ini aturan impor yang lembek menjadi penyebab banyaknya produk impor yang berseliweran di pasar.

"Produk pangan impor masih boleh menggunakan label stiker, tidak menyatu dengan produk," terang Adhi.


***Nilai impor makanan 2010

Januari US$ 13 juta
Februari US$ 14,48 juta
Maret US$ 14,86 juta
April US$ 16,84 juta
Mei US$ 17,34 juta
Juni US$ 22,29 juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×