kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemperin ingin ada percepatan klaster baja di Batulicin


Rabu, 18 April 2018 / 22:35 WIB
Kemperin ingin ada percepatan klaster baja di Batulicin
ILUSTRASI. Industri baja


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemperin) terus mendorong percepatan pembangunan klaster industri baja, salah satunya di Batulicin, Kalimantan Selatan. Upaya ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor serta mewujudkan negara mandiri dari impor baja.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan saat ini kawasan tersebut masih dalam tahap persiapan. "Klaster baja Batulicin akan menambah pusat produksi baja selain di klaster Cilegon dan Morowali,” kata Airlangga dalam keterangan pers (18/4).

Ditargetkan, untuk tahap awal, klaster industri baja di Batulicin mampu menghasilkan sebanyak 3 juta ton baja per tahun dari total kapasitas produksi yang diharapkan bisa mencapai 6 juta ton baja per tahun.

Pembangunan klaster baja Batulicin tersebut rencananya dilakukan oleh investor asal China, Shenwu Technology Group Corp. Co, Ltd. Dengan menggandeng partner lokal, yaitu PT Gunung Garuda. Klaster baja ini akan berdiri di atas lahan seluas 955 hektar.

Pabrik baja terpadu tersebut diproyeksi akan menyerap tenaga kerja sebanyak 10.000 orang. Saat ini sudah ada industri baja yang beroperasi, yaitu PT Meratus Jaya Iron and Steel serta dilengkapi dengan fasilitas pelabuhan feri.

Kemudian, dalam upaya penyiapan sumber daya manusia yang siap kerja di kawasan industri Batulicin, Kementerian Perindustrian telah menginisasi pembangunan Politeknik pada tahun ini.

Menurut Menperin, pihaknya siap memacu pertumbuhan ekonomi nasional dengan menggenjot sektor industri manufaktur. Salah satu yang menjadi andalan adalah industri baja. Industri ini dikategorikan sebagai sektor induk karena produknya merupakan bahan baku utama yang diperlukan bagi kegiatan manufaktur di sektor lainnya.

“Baja ini dibutuhkan sebagai komponen penting dalam sektor infrastruktur secara luas yang antara lain meliputi bangunan dan properti, jalan dan jembatan, telekomunikasi, serta ketenagalistrikan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×