kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,10   -7,25   -0.78%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kimia Farma jajaki ekspansi apotek di Tanah Suci


Senin, 07 Maret 2016 / 06:00 WIB
Kimia Farma jajaki ekspansi apotek di Tanah Suci


Reporter: Mimi Silvia | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Permintaan dan kebutuhan obat di Indonesia saat ini memang masih berlimpah. Pun demikian, tak menutup peluang bagi perusahaan farmasi untuk ekspansi bisnis ke luar negeri, mengikuti pelesiran pemilik uang alias follow the money.

Inilah salah satu ikhtiar yang dilakukan oleh PT Kimia Farma Tbk agar bisnis mereka tetap moncer ke depan. Produsen, penyedia jasa kesehatan yang sekaligus merangkap peritel obat-obatan maupun suplemen makanan ini tengah mengincar pasar Timur Tengah yakni Arab Saudi.

Konsumen yang mereka incar tak jauh dari warga negara Indonesia yang sedang menjalankan ibadah di negeri ini. Lebih spesifik lagi kita yang banyak dikunjungi oleh Warga Negara Indonesia (WNI) yakni kota suci Makkah dan kota Madinah.

Eddy Murianto Corporate Secretary PT Kimia Farma Tbk kepada KONTAN, Jumat (4/2) menceritakan saat ini perusahaan pelat merah ini tengah menjajaki kerjasama dengan salah satu perusahaan di Arab Saudi.

Status proyek joint venture tersebut masih dalam tahap studi kelayakan atawa feasibility study. "Pasar jamaah haji dan umrah Indonesia cukup besar," kata Eddy.

Ia menyebut rencananya kerjasama ini untuk membangun minimal sebanyak lima apotek. Hanya saja Eddy belum memberikan perincian berapa besar investasi yang dibutuhkan untuk membangun lima apotek ini.

Ia juga belum memberikan perincian berapa besar porsi pembagian andil yang harus ditanggung oleh Kimia Farma dan mitranya. Pembukaan apotek di tanah suci ini merupakan bagian dari rencana besar perusahaan ini untuk ekspansi mengembangkan 100 apotek dan 50 klinik.

Pembangunan apotek di luar negeri ini sekaligus upaya mengerek penjualan ekspor perusahaan ini. Seperti kita tahu, tahun ini Kimia Farma berharap sumbangan ekspor ke pendapatan sebesar Rp 200 miliar.

Target ini naik dibandingkan dengan sumbangan ekspor tahun lalu yang hanya sebesar Rp 180 miliar. Tahun ini untuk mencapai target ekspor, perusahaan mengincar pasar baru ekspor yaitu ke Arab Saudi, Yaman, Nigeria, Bangladesh, Brunei, dan Kamboja.

Adapun untuk memperkuat ekspansi dalam dan luar negeri, perusahaan ini menyediakan belanja modal sebesar Rp 960 miliar yang digunakan untuk pembangunan pabrik, klinik dan apotek. Meski terlihat ekspansif dengan pembukaan apotek dan klinik, perusahaan ini tak melupakan penguatan lini produksi obat mereka.

Kimia Farma saat ini tengah membangun dua pabrik yaitu pabrik bahan baku obat di Cikarang dan pabrik garam farmasi tahap II, rencananya pabrik ini dibangun pada semester I-2016 ini. Sementara pabrik garam farmasi I akan beroperasi pada April 2016 nanti.

Pabrik bahan baku obat merupakan hasil dari kerjasama Kimia Farma dengan investor asal Korea Selatan. Perusahaan menargetkan pembangunan pabrik tersebut terlaksana triwulan II-2016 ini.

Masa pembangunan pabrik berkisar 19 bulan, sehingga ditargetkan beroperasi awal tahun 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×