kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Komoditas sawit disipakan untuk penuhi kebutuhan pangan dunia


Rabu, 25 April 2018 / 14:55 WIB
Komoditas sawit disipakan untuk penuhi kebutuhan pangan dunia
ILUSTRASI. Perkebunan Kelapa Sawit


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - NUSADUA. Dalam rangka makin memperkenalkan industri sawit kepada dunia, Sinar Mas Agribusiness and Food menyelenggarakan konferensi internasional tentang kelapa sawit dan lingkungan atau dikenal dengan Conference on Oil Palm and Environment (ICOPE) 2018 di Nusa Dua, Bali mulai Rabu (25/4).

Konferensi ini dihadari berbagai pembicara dan pemerhati sawit dari berbagai negara. Tujuannya adalah mencari solusi peningkatan produksi kelapa sawit yang berkelanjutan melalui pendekatan sains dan teknologi.

Franky Oesman Widjaja, Chairman dan CEO Sinar Mas Agribusiness and Food mengatakan pengembangan industri kelapa sawit merupakan salah satu jawaban Indonesia terhadap dunia untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus bertambah.

Pasalnya menurut data Food Agriculture Organization (FAO) pada tahun 2050 diproyeksi jumlah penduduk di Bumi ini mencapai sekitar 9,6 miliar jiwa dari saat ini sekitar 7,5 miliar jiwa. Dengan kenaikan jumlah penduduk tersebut, pihaknya memprediksi ada kenaikan permintaan akan makanan sebanyak 200 juta ton.

"Dan kami melihat hanya tanaman sawit yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan cara lebih efisien dengan kebutuhan lahan sekitar 40 juta saja, dan kalau produktivitasnya ditingkatkan bisa lebih rendah di 30 juta saja," ujarnya saat pembukaan ICOPE di Nusadua, Bali, Rabu (25/4).

Ia membandingkan bila kebutuhan tersebut dipenuhi dari kedelai maka membutuhkan lahan seluas 445 juta ha dan rapeseed seluas 250 juta ha. Artinya kedua tanaman minyak nabati itu justru membutuhkan lahan yang jauh lebih luas dibandingkan bila memanfaatkan sawit. Karena itu justru berpotensi merusak lingkungan lebih luas lagi.

Ia melanjutkan, kasus deforestasi lebih banyak ditimbulkan sektor peternakan dan komoditas lain ketimbang tanaman sawit. Untuk itu ia meminta agar semua pihak saling menjaga lingkungan dengan bekerjasama dan mencarikan solusi untuk mengatasi deforestasi.

Menurut Franky, Indonesia terus meningkatkan produksi sawit di Indonesia sehingga mengurangi perluasan lahan tapi meningkatkan produksi. Selain itu pemerintah juga mendukung dengan membagikan sertifikat lahan dan replanting tanaman kelapa sawit untuk petani agar produktivitas mereka terus meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×